Udah lama juga enggak nonton berdua sama Tori, karena sibuk dan mungkin emang enggak ada film yang bikin penasaran, jadinya kita enggak sempet2 nonton lagi.
Dapet rekomendasi dari Olive, katanya di margocity ada cinema yang bagus, lebih keren dari 21, dan setelah disurvei 1 hari sebelumnya ternyata cinema yang dimaksud adalah Platinum Cinema, secara tempat mewah dan ekslusif, tapi soal harga lagi- lagi bikin kaget, Nomat cuma 15 ribu , hari biasa cuma 20 ribu, asli murah.
Apa karena lagi promosi yah?
So, akhirnya kami ngedate hari Selasa minggu lalu, nontong yang jam 8 malem.
Secara udah banyak yang cerita tentang film ini, gw jadi kayak nebak- nebak pas ngeliat potongan2 adegannya.
Ceritanya masih kayak nyambung dari film Nagabonar aslinya, cuma ini cerita ttg Nagabonar (Dedi Mizwar) di hari tua, yang memiliki anak bernama Bonaga (Tora sudiro). Si Bonaga mengalami dilema saat berniat bekerjasama dengan pengusaha jepang untuk membangun Resort di Perkebunan kelapa sawit milik ayahnya, nagabonar.Sementara di perkebunan itu terdapat makam Ibunda Bonaga, neneknya dan pamannya.Disinalah letak konfliknya, Nagabonar tidak rela makan orang- orang tercintanya digusur.
Dalam konflik tersebut masuklah sosok gadis bernama Monita (Wulan Guritno), ia bekerja untuk Bonaga sebagai advisor ia berusah amenjembatani perdebatan Nagabonar dan Bonaga. Antara ia dan Bonaga terjalin suatu hubungan yang sebenarnya nowhere arahnya, entah berpacaran entah hanya teman biasa, walaupun diantara mereka jelas terlihat mereka sama2 suka.Namun misteri hubungna ini sulit terungkap karena Bonaga memiliki maslaah yang sama dengan ayahnya, yaitu sulit menyatakan cinta.
Masalah remeh ini yang kemudian menjadi sumber kelucuan film ini. Di film ini juga memberikan pesan moral yang cukup berarti, seperti saat nagabonar bertanya kepada polisi, kenapa bajaj tidak boleh melintasi jalan Sudirman, lalu polisi bilang karena bajaj beroda 3, lantas nagabonar bertanya balik, lalu apakah yang salah dengan beroda 3?
Dan saat Nagabonar memberikan hormat ke patung Jend Sudirman, ia berkata, "turunkan tanganmu jendral, buat apa kau hormat pada mereka (mobil2 dijalan), apakah hanya karena mereka beroda empat hingga kau pikir mereka pnatas dihormati?"
Dan ada sindiran yang cukup seru saat Nagabonar mengunjungi tamna makam pahlawan, ia melihat begitu banyak makam yang mengaku makam pahlawan disana, lantas ia bertanya pada si supir bajaj yang mengantarnya "kau yakin ini semua makam pahlawan?"
Hmmmm...kalo gw ceritain semua, jadi gak greget yah...tapi begitulah cerita menghibur dari film ini.Gak ada salahnya untuk mencoba ditonton.
Film ini juga menjajakan pemandangan indah yang disodorkan dari tampang pemain- pemain lain yang emang cakep, let say kayak Darius Sinatrya, Uli Herdinansyah dan Wulan Guritno, tampang- tampang mereka cukup mewakili kelas sosial yang diceritakan lah...Lagian akting mereka xoxo lah gak sempet bikin film kacau.
Tapi yang gw merasa gak penting itu adalah saat munculnya Julia Perez yang paling makan durasi beberapa detik, mungkin cuma pengen nunjukin ekspresi ke-4 cowok ganteng diatas kali yeh...tapi gak cukup penting juga menurut gw, hehehehe..
Akting Dedi Mizwar enggak perlu diragukan lagi lah..., jelas berkarakter dan tetep memukau, sepertinya Tora Sudiro dipaksa berlatih keras untuk mengimbangi akting sang senior ini, dan hasilnya menurut gw not bad, Tora emang talented lah...
Asli lucu bgt ni film..., cukup menghibur kok, ada banyak pesen moral-nya itu yang membuat cerita ini menjadi berbobot.
No comments:
Post a Comment