Pages

Wednesday, June 10, 2009

Back to Bali again...

Dapet Flight jam 10 pagi dari Selaparang to Ngurahrai,gak perlu buru-buru berangkat,dari Senggigi ke Selaparang pun deket banget.Maka pagi-pagi kita berenang dulu di Senggigi,Lulla paling suka pantai soalnya,jadi dia bangun paling pagi lalu sibuk aja untuk berenang dan ngumpulin kerang.

Pura Batu Bolong...



Pantai Senggigi
Gak seindah Kuta Lombok,pantainya gak jauh beda ma Pantai-pantai di Bali,waktu berkunjung paling tepat adalah Pagi atau sore menurut saya,karena udaranya gak terik.Pantai Senggigi kerap dipakai oleh turis asing untuk melakukan aktifitas olahraga laut,karena emang lautnya yang bersih dan ombaknya bagus.
Di sepanjang senggigi ini ada 2 objek wisata yang bisa di nikmati yaitu
Batubolong dan Batu layar,batu bolong adalah pura Hindu yang letaknya disebuah batu yang tengahnya bolong. Di Lombok gak semua orang kan muslim,ada sebagian yang Hindu,maka pura-pura semacam ini banyak di Lombok. Pura batu bolong ini cukup special karena letaknya yang di bibir pantai Senggigi dan batuny ayang unik membuat wisatawan tertarik untuk mampir.



Pantai Senggigi di Pagi hari



Nah yang satulagi adalah batu layar,batu layar bukanlah pura seperti batu bolong. Batu layar ini adalah sebuah batu yang ada di laut,sering dipakai untuk media peribadatan umat Hindu juga. Ada legenda tentang batu layar ini sendiri,konon jaman dulu batu layar ini adalah batu bernyawa yang bisa berenang,namun ketika sedang berenang di laut ada masyarakat yang melihat lalu sejak itu sang batu diam di tempatnya sampai saat ini,gitu katanya legendanya…
Seusai main di pantai kami meneruskan berenang sekalian bersihin tubuh,lalu sarapan.Semua barang sudah terpacking dari malam,setelah sarapan kami mandi lalu ke airport,rasanya terlalu cepat deh liburan di Lomboknya,masih merasa kurang aja…

Sampe Bandara,semua orang diributkan dengan keadaan,karena sampe jam segitu jam 9 pagi, Bandara Ngurahrai Bali katanya belom beroprasi,sementara pesawat yang akan menerbangkan saya dari Selaparang keberadaanya masih di Ngurahrai. Mungkin karena kemarinnya abis acara Nyepi yah,jadi operasional Bandara jadi melorot waktunya. Akhirnya pesawat yang harusnya terbang jam 10 itu delay jadi jam 12, huuuuuuuuuh…terpaksa nunggu.

Selaparang

Tiba di Bali…
Sampai di Bali sudah dijemput sama seseorang utusan suami,lalu kami pergi ke hotel untuk check in,meletakkan barang lalu pergi ke Ubud.
Tujuan utama ke Ubud adalah mencari Lukisan untuk diletakkan di ruangan makan rumah saya,kebetulan ada sebuah dinding yang lumayan ukurannya dan itu kosong yang kliatannya bagus kalo diisi lukisan.


Songket Bali
Dari Kuta perjalanan ke Ubud cukup jauh,mungkin sekitar 40 menit yah?Sebelum ke Ubud, Tori mengajak mampir mencari Songket Bali,lumayan udah sampe sini kalo gak nambah koleksi kain kan?Katanya sambil menuju Ubud kita bisa mampir di daerah Gianyar ada gallery bagus, Sari Amerta,ya udah sekalian aja mampir..Sampe sana mata saya berbinar-binar melihat isi gallery yang bagus-bagus semua.

Sayang..koleksi Songketnya gak banyak,tapi koleksi tenun tenun lainnya beragam,jadi kalo bapak-bapak akan senang karena kemeja berbahan sutra tenunnya banyak. Harga enggak bohong, untuk sepotong kemeja pria harga bisa mencapai jutaan dari 400 ribu,tapi kilau kainnya jelas berbeda dari sutra biasa,warna warna nya juga fresh. Tori dapet 1 kemeja yang cukup indah warna dan coraknya untuk dipakai ke acara semi resmi.Tadinya saya hopeless untuk menemukan songket yang saya idamkan,tapi tau-tau disalah satu sudut saya melihat songket Bali warna ungu bermotif perak indah banget,maka langsung saya samber tuh di jantung hati,ehehehe…

Mesin Pembuat Songket

Papa Pilih2 tenun Bali

Songket Bali ternyata gak jauh beda sama Songket Palembang harganya,mulai dari 900 ribu sampai jutaan.Tapi jangan pernah bayangkan songket Bali bermotif meriah seperti songket Palembang yang saking meriahnya ampe gak boleh dilipat.Kalo Songket Bali gak masalah kalo dilipat karena emang benangnya enggak terlalu padat,tapi tetep antic untuk dikenakan…

Berburu Lukisan

Setelah membungkus si songket pilihan,kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Ubud,melewati tempat pengrajin perak dan ukiran,tapi kami enggak mampir.Saya kurang suka jewelry,jadi mendingan lanjut aja terus mencari Lukisan.Kami mampir ke Galery Lukisan Semar Kuning di Lotunduh Ubud. Waaah ini adalah surganya Lukisan,di tempat ini banyak sekali seniman Bali yang menitipkan lukisannya disini untuk di jual,dari berbagai aliran ada deh..Dan semuanya berkualitas baik semua,diatas rata-rata..No wonder harga paling murah 2 jutaan,ehehhe…Makin besar ukuran lukisan maka makin mahal pula harganya.Saya paling menyukai lukisan abstrak,karena terkesan complicated dan gak mudah ditebak..
Itu kalo rekan-rekan punya budget lebih,silahkan mampir ke tempat ini,tapi kalo hanya punya kocek ratusan ribu rupiah,sebaiknya lanjutkan pencarian menuju batubulan or di pasar ubud,kita lagi-lagi akan menemukan begitu banyak tempat penjualan lukisan yang lumayan.Di kios-kios penjual lukisan di pinggiran jalan,saya menemukan harga lukisan yang bisa dijangkau mulai dari 30 ribu sampai dengan 200 ribu. Untuk lukisan yang besar-besar ukuran 1,5 m harganya murah bener,kurang dari 200 ribu,tapi ya harus pinter nawar..
Sepulang dari perburuan lukisan ini saya akhirnya pulang membawa segulungan Lukisan besar seseuai dengan yang saya cari. Lalu saya juga membeli lukisan-lukisan kecil untuk di teras rumah, dan gak ketinggalan Lulla sibuk menenteng lukisan sedang yang ngotot dia beli untuk di kamarnya. Kejadian ini agak lucu,mengingat anak saya kan anak balita,tapi sudah terlihat begitu tertarik ketika dibawa ke gallery lukisan,pake acara milih sendiri lagi…ehehhee ada-ada aja.


Ubud
Next kalo ke Bali,saya berfikir untuk menginap di Ubud aja..tempat ini begitu menarik banget,suasanyanya pedesaan,terus jalan-jalan kecilnya yang padat dan penuh dengan artgalery membuat kita akan merasa begitu menikmati kedekatan alam dengan peradaban maju yang berimbang…
Kalo sudah ke Ubud yang paling diincar orang adalah menyaksikan pemandangan persawahan yang indah ituw. Terlintas di benak saya,hebat ya orang Indonesia,nanem padi aja bisa serapih dan seindah itu,dan khususnya orang di Bali yang daya imaji seninya tinggi banget..







Di sepanjang jalan ini kalo mau beli pernak pernik apa aja ada,dari lukisan,ukiran sampe pahatan,jadi sambil jalan sambil belanja pun wokeh..emang Bali surganya pernak pernik sih ya..
Tadinya mau mampir ke Pasar Ubud untuk cari pernak pernik,tapi Tori dah males,Lulla udah gak sabar menuju batu bulan untuk nonton tarian Barong,ya udah akhirnya mama ngalah,ehehhe..


Desa Batubulan
Desa seni yang terkenal banget di Bali,kali ini saya datang untuk menonton tarian disini..kadang-kadang orang datang ke Bali suka lupa menikmati hibiran taraiannya,entah karena enggak mengerti atau juga karena gak interest sama olah gerak tari. Tapi saya dan Lulla adalah penggemar tari-tarian,kunjungan ke Bali kalo gak nonton tari kecak,itumah rugi…











Untuk menonton tarian kita harus mengeluarkan kocek 50 ribu per orang,pertunjukan dilaksanakan jam enam sore.Pas kami masuk ke area pementasan,kami celingukan bingung,karena orang Indonesianya bisa diitung pake jari,selebihnya semua orang asing,dan turis mancanegara yang berkunjung itu semua masih muda,rata-rata masih usia sekolah dan kuliah,tapi saya melihat mereka semua interest dan serius mengamati dan mencerna jalannya pertunjukan. Saya prihatin aja,kalo lambat laun anak-anak Indonesia tidak tertarik untuk melestarikan budayanya apa jangan-jangan tari-tarian kita akan punah atau malah lebih dikuasai oleh orang asing daripada sama kita sendiri?
Acara pementasan tari kecak era sekarang ini lebih seru,karena tidak hanya melulu berisi tari kecak,tapi disisipkan tari 2an lain yang menceritakan legenda rama dan shinta,jadi lebih penuh isi cerita dan variasi gerak. Tarian berlangsung hampir 2 jam,selama itupula Lulla tidak bosan,dia tertarik melihat pementasan di depannya,saya besyukur dia banyak satu minat dengan saya..

Sepulang dari sini kami cari tempat makan,lalu pulang ke hotel…besok mau lanjut lagi liat upacara kuningan di Tanalot…