Pages

Friday, December 31, 2010

Lemahnya Perlindungan Konsumen

Hari ini saya kesal luar biasa, saya yang merupakan benar-benar diperlakukan secara tidak adil oleh Produsen toko buku besar Gramedia.

Ceritanya gini, saya dan rekan kantor saya sore ini berangkat ke Gramedia Pejaten Village, kami kesana untuk berbelanja gift buat karyawan, pilihan kami jatuh pada Pulpen Parker, sebuah brand pulpen yang lumayan bagus. Saya membeli dua macam Pulpen Parker, satu jenis sebanyak 9 buah, sejenis lainnya sebanyak 12 buah. Yang 12 buah ini harga satuannya Rp.168.000,-, kata si penjaga counter Parker bernama Ayu, harga itu belum termasuk harga discount. Lantas saya mengatakan,”kalo discount jadi berapa?”

Ia mengatakan, “sebentar saya hitung bu”,lalu ia hitung dan ia memberikan harga pada saya, sekilas saya lihat hitungna yang ia sodorkan dan saya setuju. Tak lama Ayu membuat nota,saya melihat ia sampai dua kali mengganti nota yangia buat,tapi buat saya yah mungkin emang prosedurnya begitu, saya gak mengecek kembali perkalian yang ia lakukan. Lalu nota diberikan ke saya dan saya pun melakukan pembayaran, tak lama kemudian Ayu dan rekan SPG lainnya mengemasi pulpen-pulpen yang saya beli. Setelah saya menyerahkan tanda pelunasan dari kasir,saya cukup lama menunggu para SPG dan Ayu membungkus mungkin sekitar satu jam,karena cukup lama saya pun sempat belanja barang-barang keperluan gift lainnya. Ketika saya sampai kembali di kantor dan bahkan sudah bersiap akan pulang, tiba-tiba saya dapat telepon dari Gramedia mengatasnamakan dari counter Parker tersebut,mereka menuntut kekurangan harga pembelian atas barang yang saya beli tadi.

Saya kan bingung?saya salah apa?

Saya bayar sesuai nota yang mereka berikan, lalu kenapa saya dikerjain sekarang untuk diminta kembali ke Gramedia Pejaten Village untuk membayar kekurangan uang yang terjadi bukan karena kesalahan saya. Kesalahan ternyata terjadi saat si penjaga counter bernama Ayu itu melakukan penghitungan di nota.Ia salah dalam memberikan harga,harusnya harga yang ia berikan setelah discount bukan senilai yang ia tulis di nota,harusnya sedikit lebih besar dari apa yang ia tulis pada nota yang ia berikan ke saya.

Saya heran, kesalahan ini kan kesalahan mereka, ini bukti ketidak telitian mereka. Saya sebagai konsumen kan bayar sesuai nota,saya pun tadi disana menunggu cukup lama. Jika mereka kerja benar, mereka harusnya menghitung ulang,jikalau ada kesalahan yang mereka temukan saat saya masih disana pasti tadi langsung saya bayar kekurangannya. Ini setelah hampir 2 jam berlalu mereka baru menyadari,ini kan kacau.

Sementara kita sebagai konsumen,kalo sampai salah beli barang atau kita beli buku yang ternyata ada kerusakan,kita gak bisa minta ganti atau minta balikin. Peringatan ini kan jelas tertulis pada struk pembayaran yang kita dapat kan seusai membayar di kasir.

Namun apa jadinya jika kesalahan ada pada pihak mereka?mereka meneror kita terus untuk bertanggungjawab atas kesalahan mereka. Ini sungguh gak adil.Ini bukti kongkrit bahwa peringatan “BARANG YANG SUDAH DIBELI TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN” merupakan pernyataan yang berat sebelah, mementingkan produsen, sementara kita konsumen masih tetap harus direpotkan oleh keteledoran dan kecerobohan Produsen. Disini saya melihat kita selaku Konsumen sama sekali tidak diperlakukan adil di negri ini, Produsen besar bertingkah laku penuh kuasa pada konsumennya. Melalui tulisan ini saya melawan atas kelumpuhan perlindungan konsumen yang terjadi. Saya tidak mau peduli pada kesalahan yang mereka buat sepertinya mereka tidak peduli pada apa yang menimpa konsumennya.

Maaf jika tulisan saya tidak berkenan bagi pihak2 tertentu,agar menjadi pelajaran bersama.

Wednesday, December 29, 2010

Menghadapi Suami Cuek

Seberapa banyak pria yang perhatian pada pasangan?
Gak banyak, terutama ini di Indonesia, atmosfer masyarakat patriarki yang membuat pria terbiasa menjadi manusia yang selalu diunggulkan. Pria Indonesia dikenal cuek pada pasangan,kurang helpful,tidak romantic dan tidak gemar memuji. Beda dengan pria Amerika atau Eropa yang biasa dengan kemandirian sehingga cukup helpful di rumah tangga, gamblang dan biasa menganggap romantis adalah hal yang gak cengeng.
Beberapa hari lalu saya melihat keluhan seorang teman di FB yang menumpahkan uneg-uneg tentang sikap cuek suaminya. Ini bukan pertama buat saya melihat hal serupa,bahkan banyak kasus cueknya si lelaki sampai merusak rumah tangga yang dibangun. Ketidakpuasan istri akan sikap suami jelas memicu keributan terus menerus,sehingga masalah semakin hari semakin besar.



Kecuekan pasangan biasanya kalo didiamkan akan menjadi parah dari hari ke hari,awalnya dia akan cuek pada istri lama-lama dengan adanya anak pun ia bisa cuek lepas tangan semua urusan anak kepada istri,yang lebih parah apabila si istri biasa memenuhi kebutuhan hidup sendiri,lama-lama nafkah materi yang harusnya ia terima pun terancam tidak diterima karena kecuekan suami.Ini bisa saja terjadi,jika tidak dikomunikasikan terus menerus.
Jangan tanya saya kenapa pria begitu cuek?entah karena system pola pikirnya yang praktis membuat mereka enggan melihat detail kebutuhan perasaan perempuan atau apa saya juga gak mengerti,saya yakin dari aspek psikologis pasti ada penjelasan mengenai hal ini.
Tapi selaku perempuan yang juga memiliki suami dengan sikap cuek, tentu saya puas merasakan asam garam perseteruan gara-gara hal ini.
Sampe sekarang saya masih sering mengalami,meski sedikit banyak si cuek yang menjadi mitra sekamar saya itu udah mulai berubah,padanya saya menerapkan sebuah prinsip. Kalo prinsip yang saya anut adalah “mengalah dulu lalu berperang”.
Prinsip saya itu saya terapkan di rumah, pertama saya memang cenderung mengalah,saya bukan type istri yang banyak nuntut, saya membiarkan dia tetap bebas mengelola uang pribadinya,berhubungan dengan keluarga,taman dan hobbynya, saya membiarkan ia menikmati hidupnya,intinya saya bersikap sangat toleran padanya. Tapi dibalik itu saya membuat perhitungan jika sikap cuek dia sudah mulai mengganggu. Sikap mengalah saya tentu gak bisa terus- terusan, jika apa yang ia minta selalu saya kabulkan,maka sekali-kali permintaan saya juga wajib dia turuti dounk?setidaknya dia tau kalo saya sampe marah dan complain itu artinya ada sesuatu yang diluar batas toleransi saya pada dia.

Emang biasanya saya ngomel, kalo ngomel gak mempan, saya akan memberi jarak padanya untuk sementara,yang biasanya saya memanjakannya maka untuk sementara saya akan pasang aksi mogok memberikan kasih sayang saya padanya,saya biarkan dia berfikir bahwa gak enak hidup tanpa perhatian dan kasih sayang dari orang yang kita sayangi. Biasanya dalam 2 hari dia sadar,betapa dia salah.
Kedua jika dia cuek pada anak,rajin –rajinlah menasehatinya agar tidak cuek pada anak,karena efeknya akan terasa jangka panjang. Berilah contoh kasus2 yang anda temui di masyarakat yang diakibatkan anak tumbuh pincang kasih sayang,angkat masalah orang yang berkaitan dengan hal ini,ajak ia diskusi, dengan diskusi sesering mungkin anda akan memperoleh kesepakatan visi dan misi dalam mendidik anak-anak, insyallah iapun akan memiliki kesadaran dan semangat yang sama untuk mengubah kecuekannya pada anak.
Intinya,jangan lelah menegurnya dan mengajarkannya cara memperlakukan pasangan dengan baik. Memperlalukannya dengan baik dan penuh hormat adalah investasi ajaran anda padanya, sehingga bila suatu hari nanti ada hal yang tidak berkenan padanya,anda dapat mengingatkan dia tentang bagaimana cara anda memperlakukan dia dan anda ingin diperlakukan sama. Jangan biarkan dia bingung dalam menentukan langkah untuk memperlakukan anda seperti apa.

Gak mudah menghadapi sikap ini, butuh kesabaran dan ketelatenan,saya juga belum berhasil total kok, suami saya masih sering ‘kumat’, tapi setidaknya mengajarinya bagaimana bersikap sedikit banyak mengingatkan dia,”oh iya istri saya sudah luar biasa memperlakukan saya,saya gitu gak ya ke dia?”,rajin rajin menegur dan berdiskusi.

Jangan juga berharap tiba-tiba suami anda akan menjadi seromantis Richard Gere di film-film cinta, lihat pada hal-hal yang esensi, misalnya pada saat anda sakit, apakah ia sudah mulai lebih ber emphaty dan mau membantu anda mengurus anak-anak dan mengurus anda, jika itu terjadi, jangan lupa katakan terimakasih,hargai apa yang ia lakukan.Lakukan perubahan secara bertahap dan dari hal-hal yang bersifat essensial dan logis. Intinya jangan terlalu muluk ingin suami anda berubah drastis, hargai proses,karena gak mudah merubah prilaku yang sudah tumbuh berkembang puluhan tahun di diri seseorang bukan?

Thursday, December 9, 2010

Kehamilan kedua dan cobaannya

Jumat pekan lalu saya beraktifitas seperti biasa,memang agak beda dari biasanya,saya rada mondar mandir dan sore hari nya saya mengikuti simulasi pemadaman kebakaran gedung, mengingat peran saya sebagai HRD,setidaknya saya harus belajar dasar-dasar penyelamatan jika ada kebakaran. Menurut saya aktifitas itu tidak melelahkan,tapi ternyata berefek pada bayi dalam kandungan saya, terjadi pendarahan ringan pada rahim saya.

Sore itu juga saya ke RS, setelah melewati pemeriksaan, saya diminta untuk bedrest beberapa hari. Tentu hal ini cukup bikin ngeri, dokter cukup tegas meminta saya untuk mengurangi aktifitas dan berbagai rambu lain diberlakukan pada saya, sampai minggu ke 16 kehamilan saya nanti di bulan Februari,lama ya?

Ini hal yang gak mudah bagi orang kantoran dengan segudang aktivitas dan tanggungjawab seperti saya,apalagi secara fisik saya merasa sehat dan baik-baik saja, tentu pelarangan untuk banyak bergerak bagai penjara bagi saya,namun demi baby dalam kandungan ini,saya pasrah,saya akan berupaya.

Kehamilan kedua ini memang berbeda dari kehamilan pertama waktu mengandung Lulla. Saat itu saya gagah luar dalam, masa kehamilan tidak menjadi begitu berat untuk saya. Tidak ada aktivitas yang dikurangi,sampai-sampai saat itu orang lain yang menghawatir kondisi saya,saking lincahnya saya.

kondisi baby di minggu ke 8


Di kehamilan kedua ini Kadang saya gak bisa pungkiri fisik saya relative kepayahan,saat ini rasa mual jauh lebih hebat melanda diri saya,kalo dulu saya hanya mual malam hari tanpa mengganggu aktivitas kantor,kali ini berbeda, hampir setiap siang saya mual dan mengalami berbagai rasa gak enak lainnya, yang namanya muntah jangan ditanya,saya sering sekali muntah dan mengalami sebah yang luar biasa.berbeda jauh dari sebelumnya.

Namun saya tetap mencoba membawa diri dengan semangat yang sama,namun sekuat tenaga saya mengkondisikan diri saya sekuat mungkin, tetap saja kandungan saya kali ini tidak sekuat sebelumnya.

Suatu malam saya bertanya pada Allah,mengapa?kenapa kehamilan kedua dan pertama berbeda?kenapa gak senyaman kehamilan pertama?

Saya akhirnya membuat kesimpulan sendiri, saat ini ujian yang harus saya hadapi sedang diubah.

Dulu waktu kehamilan pertama, kehidupan ekonomi saya sedang tidak stabil, kondisi baru menikah tentu sedang membangun perekonomian sendiri,mengingat kami memulai hidup benar-benar dengan ‘kaki sendiri’ maka saat itu adalah titik nol dari kehidupan rumah tangga kami.Rumah masih ngontrak,kendaraan belum punya,gaji masih jauh dari cukup maka Allah menguji saya dengan sesuatu yang sesuai dengan kemampuan saya untuk menghadapinya.

Saat ini kondisi jauh lebih mendingan, sedikit banyak kehidupan ekonomi sudah berjalan normal, setidaknya enggak morat marit, fasilitas alhamdulilah ada, yang bantuin nganter kemana-mana dan ngurus rumah tangga juga ada, itu semua saya anggap sebagai kekuatan saya,maka Allah pun menguji saya dengan mengukur kekuatan yang saya miliki saat ini.

Pemikiran itu yang mengantarkan saya pada rasa syukur, intinya dulu dan sekarang saya sama-sama dikasih cobaan,tapi jenisnya beda,meski sama-sama berat tapi itulah cobaan dari setiap anugrah dan sebuah nikmat. Kehamilan ini adalah anugrah dan nikmat dari Allah, dan cobaan yang diberikan saat ini adalah bagian dari tangga untuk meraihnya. Semoga Allah memberi cobaan yang memang saya kuat menghadapinya…

Friday, November 19, 2010

Hamil, Kesempatan Emas Dari Allah

Kepingin punya anak lagi, wacana sejak kapan tau. Bukan gak mau dari dulu-dulu tapi yang namanya nambah anak buat saya dan suami banyak hal yang harus dipesiapkan. Walau bagaimana seorang anak hadir ke dunia wajib kita persiapkan dengan baik, menghadirkanmereka berarti berupaya memberi yang terbaik baginya, meningat anak-anak adalah titipan Allah swt. Saya gak bisa jika seperti orang kebanyakan, pengen nambah anak karena factor ‘koleksi belum lengkap’, buat saya itu gak prinsip. Yang paling prinsip adalah menambah anak memang untuk pemenuhan unsur psikologis dan aspek-aspek keluarga bukan sekedar ngelengkapin ‘koleksi’. Jadi biar dikasih perempuan lagi pun saya gak akan ambil pusing untuk nambah-nambah lagi demi dapat anak laki-laki. Laki perempuan sama, yang penting mereka dapat menjadi anak-anak yang berhasil baik dunia dan akhirat,anak-anak yang soleh/soleha yang menjaga martabat kita,membanggakan dan membahagiakan kita kelak.

Lalu setelah timbang sana dan sini, maka dua tahun lalu kami memutuskan untuk program menambah anak, kami juga harus memperhatikan aspek perekonomian keluarga kami dan kesiapan mental Lulla untuk berbagi kasih sayang dengan saudaranya. Setelah itu semua dirasa siap,kami mulai program.Dan ternyata tidak mudah,sama sekali tidak mudah.

Proses untuk bisa hamil saja menungu lebih dari setahun, padahal waktu mendapatkan Lulla saya terbilang cukup tokcer, ternyata emang ini ujian kesabaran. Kami gak bisa menyepelekan hal penting seperti ini. Dari sisi mendapatkannya saja Allah sudah mengingatkan saya,bahwa punya anak itu bukan perkara sepele. Saya resapi sekali pesan ini,dapetinnya gak mudah,merawat dan membesarkannya apalagi. Kami iklas, kami boleh berencana tapi Allah yang menentukan,saya bawa santai aja segala sesuatu nya. Pokoknya kalo dikasih alhamdulilah,kalo enggak ya berarti saya masih diperbolehkan traveling sesuai minat kami bertiga.



Saat kami ke bali beberapa minggu lalu,saya dikejutkan oleh munculnya flek seperti pertanda menstruasi,padahal tanggal menstruasi masih 2 minggu lagi. Aneh memang,tapi saat itu ga mikir apa-apa,cuma mikir,ya bulan ini gak rejeki untuk hamil. Bulan depan mungkin?Tapi kemudian selang sehari flek gak muncul lagi, berikutnya besoknya demikian lagi, ada flek tapi lalu berhenti.

Saya teringat ini seperti tanda awal kehamilan,maka saya iseng beli testpack,hasilnya gak bisa dijabarkan positif atau negative karena stripnya ada 2 (tanda positif) tapi garis yg satunya agak samar. Saya gak berani kege er-an dulu. Besonya flek lagi, ya sudah pasrah saja,gak jadi agaknya. Sampai Jakarta flek hilang lagi, penasaran saya testpack lagi,kali ini garis dua nya muncul lagi yang satunya lebih jelas dari sebelumnya.

Saya tadinya pengen ke dokter kandungan,tapinya kan itu belum terlambat ya?kok rasanya ge er sekali. Saya akhirnya menunggu sampai tanggal 5,tanggal seharusnya saya menstruasi. Pada hari ini muncul tanda flek lagi, kali ini hampir mirip menstruasi.Maka pupus sudah harapan saya.
Namun flek itu hilang begitu saja, saya pun penasaran. Dua hari dari tgl 5 kami ke dokter kandungan di RS terdekat, sekedar mengecek,ada apa gerangankenapa tubuh saya reaksinya aneh. Lalu di USG oleh dr SpOG,hasilnya terdapat kantung kecil tanda ada pembuahan.

Alhamdulilah seneng sekali,bukan main bahagianya dikasih kesempatan sama Allah.Saya mencoba menjaganya baik-baik. Namun baru seminggu, flek keluar lagi, haduh jadi takut. Apalagi itu diikuti dengan sakit diare dan muntah-muntah. Maka saya kembali ke dokter langganan saya, dr Fachruddin SpOG,ahli kandungan di RS Duren 3 Jakarta Selatan.Berbagai treatment diberikan untuk menjaga kondisi saya dan bayi di kandungan baik-baik saja.

Saat ini sudah 2 minggu berselang dari kejadian diare itu,kandungan saya memasuki periode 6 minggu kehamilan. Jangan ditanya gimana, mual setengah mati, rasa sebah dan berbagai gejala hormonal gak enak saya alami saat ini. Meski patut disyukuri karena saya masih bisa menelan makanan meski gak banyak.
Yaaah…inilah cerita awal kehamilan saya ke dua, sesuatu yang sangat kami nantikan dan kami persiapkan. Memang ada berbagai rasa tidak enak menyertai ini semua, tapi inilah sebuah konsekuensi dlm mewujudkan sebuah keinginan. Allah mengabulkannya dan saya insyallah siap menjalaninya. Semoga bayi ini rejeki kami sekeluarga. Semoga bayi ini tumbuh sehat wal’afiat…

Friday, November 5, 2010

Saya berjilab dan kamu pendosa????

Semalam saya dapat informasi melalui timeline twitter teman-teman saya mengenai blog seorang aktris tahun 80 an (inisial MH) yang sekarang menjajaki karier politik. Di timeline teman-teman saya si aktris dicemo’oh habis habisan,sampai ada seorang yang juga artis mengatakan aktris 80-an itu seperti orang sakit jiwa. Saya penasran sangat,apa gerangan yang aktris 80 an itu tulis di blog nya sehingga ia seperti dipermalukan oleh tulisannya sendiri?

Saya pun kemudian dapat link blog tersebut dari sahabat saya yang seorang wartawan,kemudian jari-jari saya mulai menjelajah dunia maya untuk membaca blog panas tersebut.

Olalalaaaa,saya terenyuh,kasihan pada si penulis. Kenapa?

Tulisan itu ekspresi seseorang,sama seperti perkataan verbal. Namun bedanya ada orang yang yang mampu berkomunikasi dengan tulisan ada juga yang tidak Karena masalah biasa atau tidak saja. Seorang emosi dan tidak pun dapat kita lihat dari tulisannya,apa yang dirasakan orang itu akan terbaca melalui tulisannya. Dan tulisan mengenai perjalanan 25 tahun pernikahan si aktris 80 itu pun dapat terbaca jelas emosi di dalamnya, ia sedang dilanda cemburu berat!

Jadi gini inti tulisannya: si aktris ini memiliki suami yg juga actor dan penyanyi rock di eranya,si aktris telah berjilbab,sementara si suami masih sering berkecimpung di dunia artis.Suatu waktu ada acara reuni artis jadul, si suami diundang untuk menyanyi dan menjadi bintang tamu.Pada kesempatan itu si suami didaulat nyanyi dengan Vina Panduwinata si burung camar. Kita semua tau Vina adl artis yang masih berpenampilan sexi di usia tuanya,ia mengenakan baju panggung yang menampakkan bentuk dadanya.Entah bagaimana di panggung saat menyanyi ‘SI Burung Camar’ merapat pada suaminya aktris itu,kalo menurut saya,ini sih adegan panggung biasa, gambaran keakraban sahabat yang ditampilkan melalui rangkulan dan lain sebagainya. Gaya hidup artis bukannya sebagian besar begitu?

Ternyata si istri ini marah besar,ia merasa Vina itu dengan sengaja menempelkan ‘payudaranya’ ke suaminya. Disitulah bergulir cela demi celaan tentang gaya busana dan tampilan ‘payudara’ Vina Panduwinata, lalu menyusul celaan senada dilontarkan juga untuk Memes Adi MS olehnya. Ia dengan gamblang menyatakan ia merasa lebih hebat dari 2 artis seangkatannya itu karena ia sudah berhijab,sementara dua artis yang ia bicarakan adalah orang yang gak ingat umur lah atau apalah…



Saya hanya sekedar ingin menanggapi tulisan ini,saya prihatin tulisan ini dibuat oleh seorang muslimah berjilbab dengan gelar pendidikan yang tinggi,sudah level doctor kalo tidak salah dan public figure yang katanya politisi pula. Saya juga perempuan muslim,saya pun berjilbab dan saya pun punya suami. Tapi sebagai perempuan terhormat dan terpelajar,saya tidaka akan melakukan apa yang dilakukan oleh si artis 80 itu. Kenapa?

Karena menurut saya apa yang ditulisnya sangat tidak ber etika, etika Islam dilupakan disitu. Kita memang berjilbab,mungkin memang menurut keyakinan kita kita lebih baik daripada perempuan diluar sana yang masih memamerkan anggota tubuhnya. Tapi itu kan keyakinan kita,kita gak bisa bilang bahwa kita yang paling benar karena kita menutup aurat lantas orang lain yang tidak sama dengan kita adalah orang yang tercela.Kita akan menjadi manusia sombong jika seperti itu. Agama Islam tidak mengajarkan kita hal demikian.

Islam mengajarkan kita untuk saling mengingatkan sesama muslim, itu benar adanya.Tapi mengingatkan yang dimaksud tentu memiliki cara-cara yang baik,cara-cara yang lebih pada ajakan menuju kebaikan,bukan menyebar kebencian semacam ini. Jika kita harus menasihati teman/saudara kita yang dalam pandangan kita mengambil pilihan hidup yang salah atau tidak tepat menurut ajaran kita,lakukan teguran dengan adab yang baik sesuai dengan apa yang diatur dalam agama kita.Nasihati dengan cara yang baik dan dengan tujuan kasih sayang,bukan dengan kebencian dan cela’an, seperti yang saya kutip dari firman Allah berikut:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (al-’Ashr: 1-3)


Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (al-Balad: 17)

Saya tidak menyalahkan apabila kita kadang merasa miris melihat perempuan lain memamerkan anggota tubuhnya,namun sekali lagi,jika kita ingin ia memberitahunya bahwa itu gak baik dimata kita,maka lakukan teguran halus secara tertutup,awali dng kata maaf sebelumnya jika dengan teguran kita ia jadi tidak berkenan. Namun jangan sampai teguran kita mempermalukannya di muka umum,apalagi kita menegur tidak tepat sasaran dan jadinya kita malah ber-gibah m(bergosip) tentang orang itu.

Ini yang saya sering temui di masyarakat,kadang ada wanita yang sudah berjilbab justru tidak ikut menjilbabkan akhlaq,perkataan dan perbuatannya. Kadang dengan bertameng pada jilbabnya para perempuan dapat mengejek dan merendahkan orang lain yang mungkin belum tergerak untuk menutup aurat. Sesungguhnya kita ini manusia biasa yang harus terus berupaya untuk menjadi lebih baik, berjilbab bukan legitimasi kita manusia paling benar yang tidak pernah khilaf, berjilbab pula bukan legitimasi kita lebih soleha dari perempuan yang tidak berjilbab.Berjilbab juga bukan berarti menjadikan kita orang suci dan mereka yang tidak berjilbab adalah pendosa…


Maaf kalo ada yang tidak berkenan sama tulisan saya, ini oleh-oleh renungan saya Jumat pagi ini selama di jalan menuju kantor,semoga dengan jilbab ini kita dapat menjaga akhlaq,perkataaan dan perbuatan kita seutuhnya.

Thursday, November 4, 2010

Menghadapi Teman Berkebutuhan Khusus

Putri saya bersekolah di sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus dalam hal ini anak autis. Sudah sangat umum anak autis diterima di sekolah normal. Tentunya anak autis mempunyai porsi pendidikan lain selain di sekolah normal,mungkin ada theraphy theraphy lain yang dapat menstimulus kemampuan social anak-anak semacam ini. Saya salah satu kelompok orang yang setuju dengan adanya anak autis yang mulai digabung dengan anak normal, asal kondisi pendukungnya juga memadai, seperti adanya pengawasan dan pendampingan dari guru shadow yang mumpuni.

Keberadaan anak autis diantara anak-anak normal kerap dianggap miring oleh beberapa orang tua murid, mungkin karena prilaku anak autis yang kadang tak terkendali membuat kecemasan tersendiri bagi para orang tua murid lainnya.
Saya pun kadang agak kawatir, tapi rasa kawatir kita tidak dapat kita jadikan pembenaran jika kita tidak memberi kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini untuk berkembang. Mereka butuh latihan untuk hidup normal dan memahami aturan main di kehidupan sosial, dan itu bisa mereka pelajari dengan berbaur dengan anak normal. Jadi saya mencoba mengenyahkan rasa kawatir saya dan mencoba untuk mensupport pihak sekolah untuk memanage dengan baik keberadaan anak berkebutuhan khusus ditengah-tengah anak normal.




Namun di perjalanannya ternyata enggak mudah, putri saya sejak duduk di kelas A kebetulan sekelas dengan seorang anak autis. Dan kebetulan pula anak autis ini memiliki prilaku yang agak agresif,terutama pergerakan tangannya yang begitu kuat dan cepat. Sehingga anak ini sering tanpa sadar mendorong temannya terutama bila sedang excited dan senang. Dan pada tahun lalu Lulla menjadi ‘korban’ keaktifan ini,ia mendorong Lulla saat Lulla akan mengambil wudhu di sekolah, sehingga dengkul Lulla menabrak pembatas keran wudhu. Akibatnya dengkul Lulla memar dan Lulla otomatis menangis sehingga harus di amankan di UKS.

Sepulang sekolah saya mendapat surat laporan ‘kecelakaan’ tersebut, saya kaget dan jelas prihatin dengan luka memar yang Lulla alami. Tapi ada luka lain yang harus saya tangani selain memar ini,yaitu trauma, saya kawatir Lulla trauma terhadap anak autis itu. Ini ‘luka dalam’ yang harus segera di recovery,krn jika Lulla trauma, ia bisa enggan ke sekolah atau bergabung dengan teman-teman sekelasnya,ini kan jadi masalah. Alhamdulilah dari obrolan dan motivasi yang kami berikan, Lulla tidak trauma atau takut berhadapan dengan anak itu, ia pun dengan tegas mengatakan ia memaafkan anak itu. Dan kami juga akhirnya menjelaskan kenapa anak itu berprilaku demikian,kami menjelaskan secara garis besar mengenai penyakit autis,dan sekali lagi saya bersyukur Lulla memahami dan menganggap temannya itu bukan anak nakal,ia memaklumi kekurangan itu.

Ternyata kejadian kecelakaan itu menimbulkan reaksi yang cukup heboh dikalangan orang tua murid lain, berita menyebar bagaikan angin di kalangan ibu-ibu yang rajin kumpul di sekolah. Saya juga heran kenapa bisa seheboh itu, intinya ibu-ibu meributkan dan mengecam keberadaan anak itu disekolah.Sampai ada yg menghubungi saya ke handphone dan mendorong saya memanfaatkan moment itu agar pihak sekolah memisahkan anak autis tersebut. Jelas saya menolak, bukan apa-apa, itu terlalu konyol.
Buat saya, ini bentuk latihan bagi anak saya juga untuk bertahan menghadapi teman-teman yang berbeda dengannya,ia harus punya strategi dan keberanian menghadapi hal-hal seperti itu. Sungguh bukan berarti saya gak sayang anak saya,tapi saya percaya ini adalah bagian dari belajar.Selain itu sangat tidak manusiawi jika kita mengkotakkan anak semacam ini,ia tetap punya kesempatan dan hak yang sama toh untuk berkembang?

Rupanya reaksi diam saya membuat para ibu itu tidak kehabisan akal,mereka mulai melancarkan entah aksi apa sehingga suatu hari saya mendapat telepon dari ibu anak autis tersebut,ia dengan suara tersendat meminta maaf atas kejadian tersebut. Ya Tuhan disitu saya merasa ikut bersedih,saya saja tidak bereaksi,lantas kenapa ibu-ibu lain justru yang protes pada orang tua anak itu?kalo pun mau disalahkan kita bisa menyalahkan shadow yg bertugas mengawasi anak itu,artinya ia lalai,jadi bukan menyalahkan anak autis itu,anak itu kita tau memang punya kekurangan.

Setahun berselang,anak saya kembali dimasukkan dalam kelas yang sama dengan anak autis itu,saya menganggapnya tidak big deal. Dan kejadian serupa pun terjadi meski efeknya tidak sebesar efek yang pertama.Lulla nampak fine, selang beberapa minggu kejadian lagi, dan pelaku serta korbannya masih sama. Saya pun menanggapinya masih biasa,sepanjang Lulla fine ya gak apa-apa. Saya paling memotifasi dirinya untuk bisa menghadapi anak itu,jika perlu lebih waspada jika dekat dengan anak itu,takut anak itu reflek mendorong Lulla sebagai ekspresi gemasnya melihat Lulla.
Namun saya sangat kesal ketika kembali lagi masalah yang ada menimbulkan reaksi lagi dari para ibu-ibu di sekolahan. Dan kali ini saya mulai tidak suka karena mereka jadi menyalahkan pihak sekolah karena menerima anak seperti ini yang mereka anggap mengganggu.Kejadian ini yang lantas membuat saya menyurati pihak sekolah untuk berhati-hati apabila ada issue-issue panas semacam ini merebak dikalangan orang tua murid. Saya intinya mengingatkan pihak sekolah untuk be aware.

Disini saya berfikir, betapa menjadi orang tua yang dikaruniai anak-anak normal dan sehat cenderung membuat manusia hilang empati pada orang lain. Padahal memiliki anak yang normal harusnya kita syukuri dengan sangat dan bentuk dari rasa syukur itu kita harusnya membagi dengan orang yang mungkin gak seberuntung kita. Jangan malah mengecam dan menyudutkan. Ini pemahaman yang saya rasa gak wise.
Harusnya pada semua kejadian kita melihat dari sisi positif lalu kita pelajari hal negatifnya untuk menjadi pelajaran berharga. Keberadaan anak dengan kebutuhan khusus dan berprilaku berbeda di tengah-tengah anak-anak normal harusnya jadi ajang belajar bagi anak-anak kita,berikut poin yg saya pikir bisa kita tanamkan pada anak-anak kita:

1. Kenalkan kepada anak-anak kita bahwa manusia itu berbeda-beda, ada yang memiliki kelebihan dan ada yang memiliki kekurangan. Ajari anak untuk respect terhadap hal itu.
2. Ajari anak untuk berani menghadapi situasi yang sulit, jangan sampai kita meng-kotakkan anak kita ke dalam situasi yang selalu aman tanpa konflik dan masalah. Dengan kesulitan mereka belajar bertahan,dengan adanya masalah mereka belajar menyelesaikan masalah.
3. Tanamkan keberanian pada anak untuk menghadapi situasi dan prilaku orang seperti apapun itu.Stimulus ia untuk survive dan mencari strategi menghadapi orang di dunia luar sana.
4. Tumbuhkan rasa kasih sayang dan emphaty terhadap orang yang tidak beruntung di hati anak kita,kondisi teman yang berkebutuhan khusus adalah sesuatu yang layak mendapat emphaty dari anak kita.

Demikian para bunda, sedikit coretan dari saya, saya juga orang tua yang terus belajar dari anak,dari mereka saya banyak terinspirasi untuk menjalani hidup di masyarakat maupun di karier saya agar menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya…cao!

Tuesday, June 29, 2010

a lot of stories...

Lama saya gak nulis disini,banyak yang telah terjadi, huh u huw..banyak terjadi kayak apa aja.
Pertama soal gegernya negeri ini akan beredarnya vido porno yang dilakoni artis kenamaan, bahkan dua diantaranya (ada 3 pelaku) adalah orang- orang yang cukup saya kagumi, yeaaay....Ariel peterpan yang menurut saya cukup genius dalam menciptakan lagu dan Luna maya si mata indah, artis bermata paling indah menurut saya. Well, mungkin pendapat saya sama dengan jutaan orang lainnya, sehinga ketika meledaknya kasus video itu,maka luluh lantaklah semua pembritaan nasional, didominasi oleh berita video itu.kasus politik, kisruh kisruh KPK,kepolisian,Korupsi yang dilakukan oleh karyawan pajak si milyarder kagetan Gayus tambunan, semua seolah pyarrrrrrrr oleh berita ini. Sejak pertama bergulir hanya itu kekawatiran saya, yaitu tertutupnya kasus Negara lainnya karena si video gak pantas itu,dan terbukatilah, masyarakat seolah menengok video itu,kasus kasus penting yang lainterabaikan lah,luput dari pandangan.Saya akui kasus ini penting,karena merusak moral anak bangsa kalo didiamkan,tapi diperkarakan bukan berarti peredaran video itu tidak dihentikan, walau bagaimana semua pihak harus mendapat ganjaran, sama-sama kita dalam semangat yang sama anti pornografi!semalatkan mental anak-anak kita kelak…



Kedua, soal Lulla ku yang sudah menginjak kenaikan kelas menuju TK B. Saat ini ia sedang menikmati liburannya. Gak kemana-mana kok, hanya ke Puncak saja weekend ini (3 dan 4 juli 2010), sisanya ia habiskan dengan kursus melukis di Mitrahadiprana Kemang. Saya sengaja atur kegiatan untuknya di pagi hari,sama aja kayak jam pergi sekolah. Kesannya saya kejam ya?anak liburan kok disuruh kursus.
Gak gak gitu, jgn salah paham dulu sama saya, ide aawalanya adalah saya ingin Lulla punya kebiasaan untuk selalu aktif.Saya rada gak suka sama orang yang punya kebiasaan membuang- buang waktu untuk bermalas-malasan. Okelah jika weekend, tapi kalo sepanjang hidupnya ia malas-malasana dan tidak menghargai kehidupan yang diberikan Allah, saya gak setuju. Jadi sejak kecil saya mengajarkan Lulla untuk mampu memanfaatkan waktu yang dia miliki untuk sesuatu yang berguna yang mampu meng improve dirinya. Dengan adanya waktu libur selama 3 minggu,saya gak mau melihat Lulla membiasakan diri bangun siang, selain alasan yang tadi saya sebutkan, saya juga gak mau ketika nantinya tiba mulai masuk sekolah lagi Lulla jadi sulit dibangunkan kalo pagi hari.Saya lagi yang repot.


Ide kursus harus benar-benar dicermati oleh orang tua, mengisi liburan anak dengan kursus gak boleh sembarangan ditentukan oleh orang tua. Kembali lagi tanyakan pada anak, akan minatnya kegiatan apa?lukis kah, menari,berenang,bola,robot,bahasa,music atau apa?
Sebelum anda menawarkan ada hal mendasar yang perlu dilakukan, mulailah kenali hobby anak anda sejak dini,jika anda mengenal apa minat anak anda,maka mulai lah perkenalkan kegiatan-kegiatan realnya. Misalnya,pada anak laki-laki ada yang suka mainin bola, gak ada salahnya sekali-kali sejak ia bisa berjalan perkenalkan permainan bola di rumput lapangan terdekat dengannya,seiring bertambahnya umur gak ada salahnya jika ia mulai diperkenalkan permainan bola di tv lalu aturan main bola.Jika itu memang minatnya ia kan memilih minat itu untuk menjadi hobbynya.
Jika anak suka menyanyi, gak ada salahnya anda mulai memperkenalkan alat music, insyallah lambat laun stimulus anda akan berjalan.







Tapi sekali lagi, jangan memaksa,biarkan anak anda melakukan karena ia ingin dan terhibur selama melakoninya.
Apa yang menurut anda baik belom tentu disukai anak anda, jadi gak ada gunannya memaksa nak-anak atas hobby yang ia tidak suka.
Sekedar tips dari saya…back to Lulla, ia mengikuti kegiatan melukis sejak holiday tahun lalu, ia kepincut dunia corat coret ini sejak 7 bulan, ia sudah kenal pensil warna.anehnya itu pensil sudah dia pahami untuk menggambar bukan digigit gigit. Sejak itu saya mulai menstimulus dengan menyiapkan fasilitas seperti menyediakan alat gambar,buku sketsa dan lainnya. Kami bahkan mengapresiasikan untuk menempel karyanya di pintu kulkas.Ia makin semangat.
Lalu setelah ia berumur 4 tahun kami mengajak nya untuk menghabisi liburan dengna melukis, dan ia sangat semangat karenanya. Ia semangat untuk membuat karya terbaik nya. Maka ia pun menjadi tidak sabar tiap kali harus datang ke Mitrahadiprana..
Gak terasa mulai 12 Juli ia duduk di kelas B,ia masih kerepotan membaca kalo kata-katanya panjang,ia mulai menyukai menghitung menggunakan metode jarimatika, dan yang selalu stabil adalah maslah art.

Masalah di sekolah, ia baru-baru ini berkonflik dengan teman yang membuat gank (omaigat anak tk bikin gank?), saya selaku orang tua gak mau juga membuat anak saya takut menghadapi prilaku teman seperti itu (rada suka bullying dan mengganggu) tapi juga saya gak mau membuat anak saya jadi dendeman,jadi saya mengajarkannya untuk tetap jadi diri sendiri dan memperbanyak teman, kaloa da yang nyebelin ya tinggalkan,masih banyak teman lain.Sofar Lulla sukses melalui nya.Dan siapa sangka hasil rapornya bagus,begitu banyak pujian sekolah terhada[pnya, terutama kemampuannya menangani konflik dan kedewasaanya dalam bersikap.Sungguh rasa malu menjalari saya, saya gak banyak waktu untuknya,tapi ia berkembang dengan dewasa dan bijaksana, darimana ia belajar semua itu?



Ya itulah perkembangan saat ini, saya masih di pekerjaan saya,ngurus karyawan, saya belom juga hamil dan ini membuat saya jadi begitu kepikiran, dan saat ini Tori sedang banyak-banyaknya membela klien di persidangan dan persidangannya di daerah pula, jadi semingu kami hanya bertemu 2- 3 hari saja di rumah…
Ya begitulah ulasan dan pemanasan saya untuk kembali menulis..cao!