Pages

Friday, January 30, 2009

Cant wait till 2morrow..

Ya Allaaaaaaaaaaaah...ada2 aja ya masalah di kantor,rasanya kok tiada hari tanpa problems.
But thanks to Allah,besok weekend,waktunya berlibur..Gw dan sepupu-sepupu gw yang masih ABG ituw (masih SMA dan kuliah) berencana akan menghabiskan weekend di Bandung, mungkin kalo menghabiskan waktu bersama anak-anak muda,stres gw agak berkurang kali yaaaaaaa...
OMG,cant wait till 2morrow.

Tuesday, January 27, 2009

Mana yang lebih penting??makan dengan tangan kanan atau memberi makan orang yang kelaparan??


Sebelum saya menuangkan uneg-uneg saya disini,saya sebelumnya mau minta maaf pada pihak-pihak tertentu yang sekiranya bakal gak sepaham atau tidak bisa menerima tulisan uneg-uneg saya ini.

Gini critanya uneg-uneg saya…,saya tinggal di sebuah kota administrative yang terbilang ‘nempel’ ma DKI Jakarta tercintah..,gak perlu crita lah kenapa saya bermigrasi dari pusat kota Jakarta ke Kota ini. Intinya,kota tempat saya tinggal ini cukup maju karena ada universitas besar berlokasi disana,selain itu letaknya yang dekat dengan ibu kota Negara membuatnya jadi ikutan kayak kota besar,dimana gaya hidup masyarakatnya,mall-mall besar tersebar disana dan sini,dan volume kendaraan yang sama padatnya dengan ibu kota Negara.Kalo melihat dari hal- hal tersebut terlihat kota ini makmur. Tapi kadang sesuatu gak sesuai dengan bagaimana kelihatannya…

Diantara mall-mall besar dan kemewahan mobil-mobil yang melintas, ada satu hal yang sangat menggedor hati saya, yaitu makin maraknya anak dibawah umur ‘turun ke jalan’ mencari makan. Sumpah..hal ini kerap membuat saya menitikkan air mata,bagaimana tidak, anak-anak kecil seumur putri saya banyak sekali yang ‘bertengger’ di perempatan lampu merah untuk mengamen demi sesuap nasi,tanpa memikirkan bahaya tertabrak mobil maupun jahatnya polusi. Di suatu malam,mobil saya berenti di sebuah perapatan jalan,dan anak-anak jalanan itu dengan gigih mengetok-ngetok jendela mobil saya meminta uang sedekah atas suara sumbang mereka yang mereka nyanyikan di balik kaca mobil saya,ketika saya memberikan selembar uang kepada salah satu dari mereka,maka berkerumun lah anak-anak jalanan lain di kaca mobil saya itu,mereka juga meminta bagiannya ke saya,jumlahnya gak bisa saya bilang sedikit, ada 6 anak!ya Allah…,batin saya sangat teriris melihat anak-anak itu karena usia mereka kira-kira seumur Calulla,bahkan disalah satu sudut jalan itu,seorang anak menyandarkan dirinya ke pot semen di pembatas jalan,lalu memejamkan matanya karena mengantuk,ya wajarlah sudah jam 11 malam,kita pun orang dewasa bisa merasa ngantuk apalagi anak-anak dibawah umur seperti mereka? Tapi mereka tak punya pilihan hidup,bekerja keras hukumnya wajib,karena jika tidak mereka takkan bisa makan!

Dan sungguh lebih kontrasnya pemandangan itu,ketika kita melihat sebuah Baliho raksasa tepat disebelah lampu merah tersebut, sebuah baliho yang bergambar sang walikota dan beberapa pejabat kota sedang menyantap makanan. Dan tulisan di baliho berbunyi sebuah ajakan kepada warga kotanya untuk makan dengan tangan kanan karena itu adalah sunah Rasul dan citra budaya bangsa!! Hoaaaaaaaaaaaaa…saya juga muslim,sama dengan beliau,sama-sama berusah amenjalankan sunnah Rasulullah, tapi saya rasa,anjuran untuk menyantuni anak miskin dan memberi kehidupan yang layak bagi mereka jauh lebih penting dari pada anjuran makan dengan tangan kanan. Baliho tersebut sungguh ironis,mengingat dibawah baliho raksasa tersebut banyak anak-anak dibawah umur yang bisa dibilang gak mungkin sempat memikirkan mo makan pake tangan apa karena mereka lebih sibuk berfikir mau makan apa?

Saya gak habis fikir,kenapa baliho sebesar itu yang sudah pasti memakan biaya besar hanya berisi anjuran (maaf…) yang sama sekali gak mutu?Ketika membaca baliho itu saya merasa malu sekali..apalagi melihat gambarnya (gambar orang-orang penting sedang menyantap makanan),seakan pemimpin kami gak berpihak pada warga miskin yang kemungkinan besar gak bisa makan. Karena ajakan makan menggunakan tangan kanan rasanya ditujukan bukan bagi orang miskin yang gak bisa makan, melainkan bagi warga mampu yang bisa makan.

Kenapa sih ajakan yang ditulis di baliho gak berbunyi tentang ajakan warga kota untuk berlomba-lomba menjadi orang tua asuh bagi anak-anak gak mampu,atau ajakan untuk memberantas kemiskinan??? Saya gak mengerti dan gak habis-habisnya mencoba mengerti walo hasilnya nihil,kenapa pemimpin saya gak malu menempelkan baliho semacam itu?entah dimana hati pemimpin di kota saya itu…Mengapa ia tidak bisa menentukan prioritas,lebih penting makan dengan tangan kanan atau memberi makan orang yang kelaparan??

Kalo saya jadi dia,jelas saya pilih yang kedua, Memberi makan orang yang kelaparan, bukan hanya anjuran tapi kewajiban bagi tiap muslim yang telah disebutkan dengan jelas,baik di hadist dan Al Qur’an,saya jelas tidak mau mengabaikan hal sepenting itu!

Thursday, January 22, 2009

Diantara Karier Saya dan Tori..


Banyak orang bilang,”enak ya kalo suami istri satu jurusan”, jurusan yang dimaksud adalah background keilmuan. Saya setuju sama ungkapan itu,soalnya sedikit banyak kita bisa ‘nyambung’ saat membahas masalah karier,mengingat saya dan Tori sama-sama punya karier. Meskipun ya karier saya dan dia berbeda, saya lebih concern di dunai Human Resource sementara suami saya concern di dunia Praktisi Hukum. Gak jarang saya mengkonsultasikan permasalahan hukum perusahaan saya kepada beliau,lumayan lah itung-itung konsultasi gratis. Berbagai kenyamanan saya dapatkan dengan kesamaan bidang keilmuan ini,sulit saya jabarkan rasanya ketika saya punya problem dan secara professional dia ikut memberi solusi. Tapi emang dasar suami saya orangnya ceplok batok kalo bicara,makanya dia cenderung mudah mengkritik saya dan kebijakan yang saya create di kantor,ini salah satunya sisi gak enaknya dengan memiliki pasangan yang mengerti seluk beluk karier kita,dengan entengnya dia akan mengkritik.Saya jadi selalu tertantang untuk perform dan perfect sama hasil kerja saya,alasannya agar si Mister ini gak mengkritik saya terlalu pedas,ahahhahaa…Ternyata hal sama pun dia rasakan,saya cenderung bersikap kritis terhadap beberapa kasus hukum yang dia tangani,kadang dari itu semua kami jadi saling adu argument. Walo akhirnya sih damai-damai aja,tapi watak kami sesama sarjana hukum itu gak mudah membuat kami mundur dari pendapat kami masing-masing,kami adu teori-teori hukum dan argument common sense lainnya. Duh,mungkin supir saya pusing kali ya mendengar kami sering berdebat di mobil.Adik saya pun kerap tutup kuping kalo saya dan Tori udah saling ‘beradu’ argument seperti itu. Dan memang kebanyakan kalo kasusnya mengenai perburuhan dan keperdataan saya lebih cepat memenangkan perdebatan,tapi kalo soal Tata Negara dan politik,saya mudah ciut dan nyerah, dan Tori adalah juaranya…
Tapi itulah seninya kami bersama,saling mengisi,saling mengkoreksi dan saling mengasah kemampuan mempertahankan opini.Dia terasa sempurna bagi saya,terasa seperti sparing partner yang hebat dan mentor yang bijaksana,walo kadang nyebelin karena dia kalo ngomong gak pake tedeng aling-aling,karakter pengacara mungkin ngotot kaya gitu semua kali yaaaa…
Mungkin untuk satu hal inilah saya bisa berkomentar bahwa karier kadang bukan penghalang bagi pasangan suami dan istri untuk makin memper-erat hubungan.
Setidaknya diantara kami, karier ternyata tidak menganggu sama sekali,saya merasa tambah ‘cerdas’ dengan menjadikannya ‘partner’ saya. Saya bisa maklum dengan ritme hidup dia yang jadi begitu cepat dan padat disaat sedang tersita menangani kasus, dan dia pun kerap meluangkan waktu untuk banyak mendampingi saya saat saya stress dengan permasalahan kantor dan dateline kerja.Diskusi bersama adalah pengantar tidur yang sempurna disaat-saat genting bagi pekerjaan kami. Kami berusaha untuk memberi advice terbaik bagi masing-masing masalah,ini jauh dari kesan sweet dan romantic,but inilah given dari Allah yang membuat kami enjoy menjalani rumah tangga ini…

Monday, January 19, 2009

Nostalgia

Ahahahaa..rasanya kalo ngomong soal Nostalgia kesannya gw udah tua banget,tapi iya loh kalo dipikir-pikir,umur gw dah makin uzur,sampe kadang2 gw gak mudeng ma gaya bahasa anak-anak jaman sekarang,apalagi baca sms dari anak kuliahan yang magang di kantor gw,OMG!!!sumpah nyerah.Means dah tuwir gw..

Gw mule ngerasa tua,pas Sabtu kemaren ngumpul ma gank Kuliah,nengokin sepasang sobat gw, Agung dan Anjar yang baru melahirkan putra pertamanya.Disana ngumpul teman-teman lain,maka bertukarlah cerita tentang teman-teman lain.Si Anwar reseh temen kuliah gw yang paling gokil sedunia finally dah nikah, si dede gak bisa hadir karena on meeting di luar kota,si Paul lagi liat asset lah,Toddy nganter istri ke dokter lah,waduuuuuuuuuh..semua orang dah punya agenda pribadi masing-masing.Dari kejadian tu gw dan beberapa teman yang ngumpul jadi inget masa2 jahiliyah dulu,masa jadul kami dulu.Puas lah nostalgia kegokilan jaman muda,dan kembali me-remind trend jaman dulu,trend rambut di highlight pake pewarna semacam mascara berwarna,trus trend rok kotak kotak lah,tas ransel transparant, de el el...jayus!

Pas dijalan pulang,gw denger di radio something lah,ada lagunya Indra lesmana dan Gilang Ramadhan yang judulnya "Slamat Tinggal', ancurrrrrrrrr..ni lagu favorit gw pas jaman pacaran awal SMA,gw pernah nangis bombay gara-gara diputusin pacar dan denger lagu ini,so stupid!!

Abis lagu itu,langsung diputerin lagunya Paramitha Rusadi, Nostalgia SMA kalo gak salah judulnya, OMG..gw ma Tori ngakak gila deh dibuatnya,sambil nyanyiin lagu itu sampe abis,apal nampol deh pokoknya.
Nah dasyatnya lagi,abis lagu itu muncul lah lagu "Hanya satu kata" dari Harry Mukti, ancurrrrrrrrr..Harry Mukti??siape tuh??anak sekarang ngomongnya gitu kali ye??secara tu artisnya dah jadi Ustadz kalo gak salah. Gw ma Tori malem itu bener-bener Nosalgia,mulai dari ketemu temen-temen lama sampe nyanyiin tembang-tembang lawas...

Lucu juga ternyata kalo sesekali kita flashback ke jaman dulu..

Thursday, January 15, 2009

Menuai banyak pertanyaan dari sebuah Duka Palestine

"What happend ma?"pertanyaan pertama Lulla saat melihat peristiwa di Gaza..


Gak bisa dibohongi,makin besar seorang anak,maka makin canggih pula logika berfikirnya.Kadang kita sebagai orang tua harus siap memberi jawaban atas semua pertanyaan mereka.

Sebagaimana diketahui bersama,belakangan ini seluruh dunia tercengang dan geram atas tindakan ‘brutal’ Israel yang menyerang wilayah Gaza, dan yang lebih memilukan yang menjadi korban adalah warga sipil dan kebanyakan adalah anak-anak. Berita mengenai pembantaian biadab itu menjadi headline news di berbagai Koran,dan anak saya punya akses langsung melihat Koran langganan kami di rumah.

Beberapa kali dia mempertanyakan tentang gambar-gambar korban kebiadaban Israel tersebut,tapi karena hanya bentuk gambar tidak bergerak,maka jawabannya juga bisa singkat. Namun suatu malam,dia masih terjaga dan secara gak sengaja dia menyaksikan cuplikan di televisi yang menggambarkn kondisi Gaza yang dengan jelas diperlihatkan gambar-gambar orang-orang yant terluka,korban-korban yang meninggal dunia, dan gambar kepedihan warga setempat.

Maka disitulah muncul begitu banyak pertanyaan dari putri saya,dan untuk pertama kalinya saya harus menjelaskan padanya apa itu perang dan kedasyatan dari sebuah BOM. Benar-benar gak mudah ternyata menjabarkan apa itu perang,kenapa ada perang dan bagaimana menyelesaikan perang dalam bahasa yang mudah ditangkap oleh anak-anak. Akhirnya saya meng-analogikan perang seperti orang berkelahi,kemudian salah seorang diantaranya memukul dan melukai yang lain.Tapi ternyata anak saya malah menambahkan pendapatnya sendiri, menurut dia si Israel harus minta maaf pada keluarga Palestina yang anak/ anggota keluarganya terluka. Dan menurut Lulla,kalo Israel gak minta maaf,nanti Allah akan marah.

Nah pendapat ini yang membuat saya tercengang,anak saya aja dah tau kalo kita sesama manusia gak boleh melukai manusia lain,kenapa orang-orang dewasa dan terpelajar itu seolah gak mengerti??? Hal tersebut membuat saya bingung menceritakannya ke Lulla,untung dia gak bertanya lebih lanjut,kalo dia bertanya saya berarti harus menjelaskan konsep amarah dan dendam, duh bingung milih bahasanya…

Monday, January 12, 2009

Sebuah Kemajuan Besar !!!

Mungkin banyak yang gak tau yah tentang sifat khas putri saya, apakah itu?

Ehehhehe..kelak kalo dia dah besar dan baca tulisan ini pasti dia akan terkekeh geli.Sifat khas apaan siiiih??

Gini gini…, anak saya nih si Calulla Riyadi,adalah gadis kecil yang sangat hygienis,kek mana tuh?Hygienis disini means ‘jijik-an’,alias gak demen ama kondisi yang jorok dan gak bersih…Hal kecil semacam itu bisa membuat dia merasa begitu terganggu dan bahkan stress.Standar kebersihan buat dia terlalu tinggi,agak gak membumi kesannya.

Contohnya gini deh,anak saya gak akan mau menginjak rumput dihalaman tanpa menggunakan sandal,dia gak mau menginjak lantai yang gak bersih,dia gak betah kalo ada bagian tubuhnya yang kotor,meskipun giginya jika dia tau abis makan coklat,maka ini anak akan histeris untuk segera menyikat giginya.

Saya awalnya gak terlalu keberatan dengan sikap ini,sikap yang sering kami ejek sebagai sikap “ningrat”,karena kesannya emang sikap ini gak ‘membumi’ sama sekali. Lama-lama sikap ini jadi terasa mengganggu dan menghawatirkan,banyak kasus-kasus yang tidak mengenakkan berkaitan dengan sifat ini.Misalnya, suatu hari kami sekeluarga menginap disebuah villa yang interiornya full kayu dari mulai lantai sampai dindingnya,jujur saja, saya merasa kayu2 tersebut emang kurang terawat jadi agak menimbulkan bau apek, dan ternyata hal ini memberi efek luar biasa pada Lulla, 24 jam dia stress berat,dia rewel,gak mau nginjek lantai,hanya mau tidur dan duduk dipangkuan saya atau papanya,berkali-kali minta pulang dengan alasan ‘tempatnya jolok’.Maka liburan saat itu bukan jadi refreshing tapi saya malah ikutan stress. Hal ini berbeda saat kami menginap di hotel bintang 5,dia gak perlu ditanya dia akan bilang sendiri “aku suka disini mah..”.

Lulla juga sangat sulit diajak mampir ke tempat2 makan yang menurutnya

gak ideal,jikalau saya dan Tori lagi kepengen jajan di kaki lima,maka Lulla akan menjadikan suasana jadi ribet,karena dia gak mau duduk di kursi2 yang disediakan,dan agak menjadi stress dan rewel. Trus ekspresi dia kalo melihat saya dan Tori makan di kaki 5,wajahnya menyiratkan sesuatu deh,seolah-olah saya dan Tori lagi nelen kodok!

Bahkan dihari pertama sekolah pun,saat semua teman2nya berkumpul duduk di halaman,Lulla gak mau duduk karena dia merasa jijik jika harus duduk tanpa alas di halaman,dia berkeras berdiri sendirian. Yang paling parah adalah,kalo kami berkunjung ke rumah kerabat yang kondisi rumahnya agak kurang bersih,maka anak ini akan mulai beraksi berlebihan,dia akan stress dan rewel,dan parahnya gak mau membuka alas kaki dan tetep minta dipangku atau digendong,kan gak enak sama orang yang punya rumah kalo udah kek gitu.Lulla bahkan sanggup menahan pipis jika dia merasa tempat pipisnya gak sesuai sama standar dia,cape deeeeh nak! Dan masih banyak kejadian lainnya yang membuat gadis ini terlihat gak membumi sama sekali.


tampang kusutnya kalo udah 'kumat' gaya 'ningrat-nya'


Saya dan Tori berfikir,hal ini gak bisa didiamkan,ini akan menganggu proses nya mengeksplorasi kehidupan,lagian gak semua kehidupan itu bisa ideal sesuai standar dia,dia harus tahan banting lah.. Belum tentu juga kami bisa selalu memberi kondisi ideal buat nya,we never know about future lah…,hidup gak selamanya enak. Maka kami bersikap tegas untuk mulai mengenalkan dia tentang kehidupan lain diluar standar nya,agar dia terbiasa.

Kami mulai mengajak dia bermain di halaman/ garasi tanpa alas kaki,walau awalnya dia panic mencari sandalnya yang udah kami sembunyikan sebelumnya.Lalu saya dan Tori bekerja sama dengan guru disekolah untuk mendorong dia mau main kotor-kotoran,awalnya dia nyentuh pasir pun gak mau,jorok katanya,tapi sekarang dia sudah berani dan sudah pintar membuat istana pasir.

Dan terobosan besar kami adalah membiasakan dia untuk mengunjungi pasar tradisional di tiap weekend.Ahahahhahaaa..ini adalah terobosan yang gak bisa dibilang mudah, awal diajak ke pasar tradisional, dia nangis kenceng banget,kekeuh gak mau turun dari gendongan,well…adegan gendong menggendong ini yang gak ngenakin karena dah umur segitu digendong,patah pinggang lah yg menggendong. Minggu berikutnya masih gak mau turun dari gendongan,tapi kemajuannya dia gak pake nangis,dan minggu berikutnya dia udah mau turun,tapi masih nutup idung.Baru minggu ke empat dia bisa berjalan sendiri tanpa menutup idung di pasar. Dan setelah 3 bulan kami menerapakan treatment trsb,sekarang dia malah terlihat betah kalo ke pasar,karena dia akan asik nongkrong di tukang ikan,melihat ikan gurame dan lele idup yang siap dipotong,ehehehe…

Ini adalah sebuah proses belajar,bukan berarti dia sudah menghilangkan sikap hygienis berlebihan itu seratus persen,tapi setidaknya dia sudah gak stress kalo saya ajak duduk di lapak-lapak kaki lima,bahkan kemaren ketika saya sekeluarga menuju Desa Cinangneng Bogor, kami pun mampir ke salah satu warteg yang menghidangkan makanan Sunda, dan Lulla gak cuma mau duduk di kursinya dengan anteng,dia pun mau menyantap makanannya tanpa complain atau melontarkan ucapan “jijik atau jorok’ sedikit pun.. kemajuan kan???

Satu sisi saya merasa sikap hygienis anak ini menyebalkan,tapi satu sisi ada baiknya juga karena kami gak kesulitan untuk menerapkan kebiasaan untuk mencuci tangan dan kaki.Karena anak hygienis seperti ini gak perlu diudak udak untuk cuci tangan,cuci kaki dan sikat gigi,dia otomatis akan menjalankan itu semua karena sudah jadi kebutuhan baginya untuk tetap bersih,ahahahhaa…Jadi segala sesuatu memang sebaiknya harus dikelola secara berimbang,agar tetap menjadi sesuatu yang baik dan tidak berlebihan.

Saya dan Tori gak cukup puas begitu saja,tapi buat kami ini adalah sebuah kemajuan besar…