Pages

Wednesday, December 21, 2011

ASI Ekslusif dan Ibu Bekerja

Saya janji yah mau nulis tentang gmn perkembangan pemberikan asi ekslusif (ASIX) kpd Brave. Sekaian di tulisan ini saya mau mereview penggunaan Breast Pump (BP) Medela Swing.

Sejarahnya dulu saya tulisin kenapa saya ngotot ingin anak kedua saya diberikan ASIX, krn pengalaman ketika melahirkan anak pertama sungguh tidak menyenangkan. Saya yang saat itu minim akan pengetahuan tentang asi ditambah lagi begitu banyak intervensi orang tua, mertua dan eyang yang notabenennya adalah orang jaman dulu yang belum punya info yang lengkap juga tentang asi, sehingga membuat saya ‘kecolongan’ dengan tidak memberikan ASIX kepada Lulla. Perkembangan Lulla bayi saat itu emang gak ada masalah, Lulla sehat, berat badannya juga tidak kurang dari bayi normal, perkembangan lainnya pun tepat sesuai dengan waktunya, namun efek pemberian MP ASi dini (makanan Pengganti Asi dini) terlihat ketika usia Lulla 3 tahun.

Saat itu saya dan suami kewalahan dengan alergi kulit yang Lulla alamin, dia gak bisa kena panas, maka kulitnya ruam, dia gak bisa pegang mainan dari karet yang tidak bersahabat dengan kulit sehingga kulitnya akan terkelupas kelupas, dia tidak bisa bersinggungan dengan logam logam tertentu, dan masih banyak alergi kulit lainnya. Saya jadi ekstra hati2 memberikan produk perawatan kulit untukknya. Ketika mulai masuk Play Group, masalah baru muncul, padahal masalah alergi kulit belum beres. Ia batuk2 dalam term yang panjang, aneh sekali. Kami kawatir ia mengalami masalah di paru2, maka kami lakukan rontgen dan tes matoux, hasilnya negative. Berbagai dokter didatengin, sampai ke ahli paru anak dr Noenoeng dan dr nastiti, dan hasilnya juga negative. Lalu kami ke dr ahli alergi Prof karnen, Lulla di test alergi, dan hasilnya, beneran alergi Lulla berderet. Saya sedih dan merasa bersalah, saya yakin alergi anak saya dipicu dari pemberian asi yang gak maksimal. Dan dari info sana sini yang diperoleh emang alasan itu masuk akal. Sejak dinyatakan alergi thd berbagai zat itu, Lulla pun kami kelola hidupnya dengan begitu banyak aturan main, sampai dia sendiri hafal dengan apa yg boleh dan tidak boleh baginya. Baik untuk dia krn dia mulai bisa menjaga dirinya sendiri. Dan buat saya jelas jadi pelajaran paling berharga, saya bertekat di anak kedua, saya enggak akan lagi semudah itu menyerah memberikan ASIX pada bayi saya.


Mulai ketika hami Brave saya rajin cari info BP yang bagus, bagus bukan berarti harus mahal, setidaknya saya mengenali kekurangan saya, yaitu produksi ASI saya tidak melimpah dan kulit saya tipis, jadi saya harus cari pompa asi yang nyaman untuk sering2 dipakai, karena sekali dua kali mompa saja gak akan menutupi kebutuhan. Seorang teman merekomendasikan medela freestyle, saya tertarik sekali, tapi harganya mahal, emang buat anak jangan pelit, tapi sungguh itu terlalu mahal buat saya, ditambah lagi saat itu medela baru naik harga. Akhirnya saya memilih medela swing, karena teknologinya sudah 2 phase, bisa diatur sendiri kekuatan sedotannya, jadi saya bisa mengatur jika sedotannya terlalu keras, lalu corongnya sudah menggunakan silicone lembut tidak seperti corong plasti BP biasanya jadi menurut saya, cukup amanlah buat diri saya. Sedikit review dari saya, memompa dng medela swing sangat recommended yah, emang sih kalo punya dana lebih, silahkan pilih freestyle, yakin nayaman banget karena kia bisa memompa sambil mengerjakan hal lain krn di botol dan pompa gak harus dipegangi. Tapi kalo dana terbatas, dan punya masalah sama seperti saya, yaitu kulit mudah lecet, swing mungkin bisa dijadikan pilihan. Review dari teman saya pengguna mine electric, medela swing jauh lebih lembut sedotannya, hampir mirip dengan sedotan bayi, sangat soft.

Saya mulai belajar memompa asi 3 hari setelah melahirkan, saat itu jujur aja bikin down, bayangin deh, dengan kondisi payudara yang rasanya penuh asi, namun ketika dipompa kok dapaetnya sedikit banget, mungkin 20ml juga tidak sampai. Saya dan mama saya sampai saling melihat dengan cemas, apa yang salah. Saya telpon teman2, mereka menyemangati, mereka bilang emang baru latihan ya segitu aja. Lalu pas mau pulang dr RS, Brave dinyatakan ‘kuning’ dan harus diblue light untuk beberapa waktu. Karena Brave tidak room in lagi krn harus masuk ruang penyinaran khusus, mau gak mau saya bolak balik merah asi saya untuk ‘disetor’ ke ruang perawatan Brave. Disitu asi mulai meningkat dari 30 ml ke 40 ml lalu ke 50 ml. Sampai di rumah, saya masih mompa karena penasaran ingin menaikkan jumlah, ternyata gak sia2, setiap subuh saya bangun, ketika Brave tidur pulas saya mempompa asi saya, dan hasilnya lama2 meningkat bahkan bisa 150ml sekali pompa, seneng bukan main. Selain rajin mompa saya juga melawan kebiasaan saya malas makan, mungkin karena saya kurus, jadi kebiasaan makan sedikit, kapasitas perut jadi gak nampung banyak. Namun saya siasati terus, asupan nasi saya kurangi, saya gantikan dng lauk pauk seperti sayuran dan protein pun dilipatgandakan. Saya suka air putih, namun saat itu jumlah air putih yg saya minum saya combine banyaknya dng susu yg saya tegak, mungkin bs 1 liter sehari susu yg saya habiskan. Saya pilih susu yg saya suka, gak mesti susu khusus untuk ibu menyusui. Lalu saya tiadakan agenda mengemil kripik2 mapun makanan ringan lain yg tak bermutu, saya gantikan rebusan kacang2an/ sayur bening maupun rebusan labu kecil. Dan untuk memperbanyak asi, selain asupan, pompa asi yg nyaman, saran saya adalah coba kelola emosi, meski kita lelah kalo emosi kita stabil rasanya kita bisa. Saya ingat banget selama saya cuti melahirkan saya punya masalah dng pembantu sebanyak 2 kali, terpaksa sambil urus bayi saya ngurus rumah tangga karena purely sendirian di rumah, alhamdulilah asi masih jalan terus. Intinya optimis dan coba kesampingkan masalah untuk tidak ngoyo dipikirin, jalani saja apa yang kita mampu, insyallah kita bisa.

Lalu sayapun mulai menyetok, sekalianlatihan sekalian nabung asi jika saya masuk kantor. Lalu pada usia Brave 17 hari, Brave dinyatakan harus di rawat di NICU krn bilirubin melonjak. Saya panic sekali krn pihak RS sangat straight tidak membolehkan saya untuk sering2 menyusui secara langsung, jadi saya harus punya cadangan asi yg cukup. Benar saja deh, stok asi saya ludes kepake saat brave dirawat 3 hari itu. Mungkin kalo enggak ada stok, gak terkejar deh kebutuhan susu dengna produksi saya. Bersyukur sekali dan jadi pelajaran penting. Sejak itu saya rajin mompa, semangat berkobar lah istilahnya.

Sampai pada tanggal 27 September, hari dimana saya akhirnya masuk kantor, saya memiliki 55 kantong asi, dengan isi sekitar 75- 80 ml masing2 kantong. Seneng bukanmain, alhasil saya berangkat ngantor dengan hati relative ringan, setidaknya stok asi saya memadai.

Di kantor karena kesibukan, saya hanya bisa mompa sehari 2 kali, dibawah jam 12 siang dan hampir jam 5 sore, pendapatan bisa dibilang lumayan, bisa mencapai 450ml seharian mompa, paling jelek yah dapat 300ml sekali mompa. Saya syukuri saja sampai saat ini, insyallah seminggu lagi brave 6 bulan, maka saya selesai memberinya ASIX, namun saya masih punya stok asi memang gak banyak mungkin sekitar 35 bungkus asi, masing2 80-100ml perbungkusnya. Saya lega bener, setidaknya 6 bulan ini saya purely memberinya asi saja.

Niat saya mau meneruskan memberinya asi sampai Brave berusia 2 tahun, saya pikir-pikir enggak terlalu sulit juga, jadi yah saya semangat banget.bagi ibu2 diluar sana yg masih berjuang, ayo saya semangati yg pasti coba kelola emosi, tetap optimis, perbaiki asupanmakan dan take it easy aja…

Friday, December 2, 2011

Baby Brave ga suka mimik pakai botol

Semangat pemberian ASI Ekslusif masih membara saat ini di hati saya, sekarang baby Brave sudah 5 bulan, sedikit lagi saya lulus ‘S1’ alias genap memberikan asi ekslusif untuknya. Meski saya berniat menyelesaikan sampai jenjang ‘S3’ atau 2 tahun.

Saya tetap bekerja, dan saya menyempatkan untuk memompa ASI saya di kantor setiap harinya. Setiap selesai memerah ASi saya menempatkan nya di plasti khusus penyimpanan asi yang khusus dirancang BPA free, jadi aman untuk bayi. Saya menyimpan asi sesuai dengan takaran sekali minum, jadi tiap asi dihangatkan dapat langsung minum untuk 1 kali, jadi asi gak bolak balik dihangatkan tiap baby brave mau minum susu, kawatir kandungan gizinya makin berkurang.


Setiap hari baby Brave diantar ke daycare kami selalu membawakan ‘ bekal’ beberapa kantong asi untuk keperluan konsumsi asi seharian. Ada yang aneh, brave yang di rumah sangat suka mimic, tiba- tiba ogah- ogahan untuk mimik. Saat itu saya sudah menyiapkan aneka botol yg kiranya bakal nyaman dipakai, mulai dari merk yg mahal Tomi tipee, pigeon yg canggih itu sampe pigeon konfesional yg dotnya rubber (coklat). Tapi ternyata laporan dari daycare menunjukkan brave emang gak suka mimik, jadi mimiknya sedikit sedikit banget.

Sebulan lebih kami masih mencoba melatihnya dengan botol, sampai pada suatu hari ia demam, setelah dirawat di rumah, hari berikutnya ia masuk daycare lagi, saat itu ia mogok gak mau minum asi via botol. Daycare menelpon saya, lalu saya segera menjemput brave, saya susui langsung dan ia mau. Besoknya saya ambil cuti, untuk mencari solusi, gimana caranya brave mau minum asi selama saya ngantor. Saya mencoba menyuapinya dengan sendok, hasilnya?ia semangat minum asi!sekali minum bisa 100ml. rasanya bahagia banget. Akhirnya keesokan harinya saya meminta pengasuh di daycare menggunakan sendok untuk memberikannya asi, dan sampai sekarang jumlah asi yang ia konsumsi meningkat.

Ada kekhawatiran apakah pola minum susu menggunakan sendok ini akan berlangsung terus?karena banyak pengalaman teman- teman yang terlanjur memberikan susu menggunakan sendok sampai anak itu besar, akhirnya menjadi kendala karena anak jadi malas minum susu dan minumnya pun sedikit dan lama. Ternyata triknya agar tidak terjadi hal itu adalah, pada usia 6 bulan,bayi harus mulai dikenalkan dengan penggunaan softcup sehingga si bayi belajar menyeruput dan akan terlatih dengan sendirinya.

Saya berfikir ini malah akan membantu saya ntuk mewujudkan mimpi menuntaskan pemberian asi hingga 2 tahun , dan pada dasarnya penggunaan dot emang kurang disarankan.beberapa teman di kantor sudah mengalami kendala karena bayi mereka mengalami bingung putting, sehingga di usia yang masih kecil bayi2 itu lebih suka pada dot daripada payudara ibunya, aaah…syukurlah saya jauh lebih disukai daripada dot, ehehehe…

Friday, October 28, 2011

Menitipakan bayi di Daycare




Ketika Brave lahir, kami dipusingkan oleh sebuah masalah
baru, siapakah yang akan merawatnya di rumah sementara saya kembali bekerja?
Dulu waktu Lulla berusia 3 bulan saya pun kembali bekerja,
namun saat itu kami masih tinggal di rumah mertua saya, dan saya mempunyai
Jannah sebagai pembantu. Selain Jannah cukup cekatan dan telaten pada anak
kecil, mertua saya ikut mengawasi kinerja Jannah terhadap Lulla. Lalu usia
Lulla 4 bulan, kami pindah ke rumah eyang saya. Jannah tetap ikut saya, sekali
lagi saya diberi kemudahan dengan adanya eyang saya yang mengawasi dan
mendampingi perkembangan Lulla sementara saya ngantor.

Keadaan itu berbeda dengan sekarang, sekarang mama mertua
dan eyang saya sudah tidak ada lagi, jannah sudah menikah dan tidak bekerja
lagi. Mama dan papa saya masih berdomisili di Lampung. Sementara di rumah hanya
ada papa mertua saya yang juga sudah tua dan emang gak bisa mengawasi anak-
anak saya seperti mama mertua saya dan eyang saya dulu. Maka kami pun kebingungan
siapa yang akan mengawasi Brave nanti?Kalo perkara nyari pengasuh atau Baby
Siter saja gak terlalu sulit, banyak yayasan penyedia tenaga kerja menawarkan
berbagai jenis BS mau pengalaman atau enggak cukup banyak di pasaran tenaga
kerja.

Tapi sekali lagi saya harus realize, bahwa baik BS maupun
PRT jaman sekarang kebanyakan gak mudah dipercaya.Demikian dengan yayasan
penyalur tenaga kerja banyak yang kurang bertanggung jawab menyalurkan BS
maupun PRT nya. Kadang gak berpengalaman tapi dibilangnya berpengalaman, kadang
juga prilaku BS atau PRT yang tersedia juga tidak baik. Bahkan praktik
penculikan bayi pun marak melalui jalur BS atau PRT yang ternyata kriminil.
Cukup sulit memang jika harus memikirkan keadaan Brave
ditinggal di rumah dengan BS atau PRT yang tidak kita kenal tanpa pengawasan
yang intens.
Akhirnya dengan keputusasaan itu pula yang membuat saya dan
suami mencari alternative lain selain menghire BS or PRT yang bisa mengurus
Brave.

Kami mulai melirik pada jasa penitipan anak/ daycare. Kami mencari
jasa daycare yang memiliki program pendidikan usia dini, yang tentu juga
memperhatikan kebersihan dan kualitas pengasuhan yang mumpuni.
Dari tanya2 teman dan browsing di internet, kami memperoleh
info beberapa daycare yang cukup bagus. Kami mencari di lokasi dekat rumah kami
atau dekat kantor saya. Namun akhirnya pilihan jatuh pada Rumah Cerdas Depok di
Komplek Pesona Khayangan Depok. Jadi memang searah dengan saya setiap pagi
berangkat ngantor.

Hari pertama saya datang ke tempat itu saya sudah suka,
konsep homy pada daycare ini membuat saya yakin Brave pasti betah, selain itu
konsep pendidikan yang akan diterapkan adalah pendidikan Islami. Sangat sesuai
dengan semangat saya dan suami dalam mendidik anak2. Hal ini cukup penting bagi
saya mengingat Brave akan menghabiskan waktu cukup banyak berada di daycare.
Jadi pola pengasuhan yang akan diterapkan ke Brave adalah hal yang penting bagi
kami agar pola asuh di rumah dan di daycare dapat bersinergi membentuk
kepribadian putra kami.

Lalu apa yang saya rasa saat pertama kali melepas Brave ke
Daycare?
Kali pertama saya datang, meski saya suka dengan konsep yang
ditawarkan, saya menangis di mobil, saya sedih jika membayangkan Brave akan
saya tinggalkan ngantor selama berjam jam. Berhari- hari saya menangis tiap
kali ingat itu. Namun ketika datang lah hari H dimana saya harus masuk kantor
(27 September 2011), tanpa disangka saya tegar, saya percaya Bunda- bunda
pengasuh Brave di Rumah Cerdas akan memperlakukan dan mendidik Brave dengan
baik dan sungguh2 sepenuh hati. Memang agak berat di awal, saya sering ingat
Brave lalu mellow. Tapi setelah berjalan dan saya tau bahwa Brave dirawat
dengan baik, saya cukup tenang.

Bagaimana dengan biaya di Daycare?
Kalau dihung- hitung menitipkan anak di daycare yang bagus
dengan meng hire BS yang professional/ pengalaman mengurus bayi ternyata tidak
jauh beda. Gaji BS professional sekarang pasarannya minimal 1,6 jt. Itu hanya
sebatas mengurus ya, dalam arti mengurus adalah memenuhi kebutuhan basic spt
memberi susu, menggantikan popok, memandikan dan menemani, gak ada agenda
mendidik didalamnya. Namun di daycare dengan harga sedikit diatas itu, namun sudah
memasukkan agenda pendidikan untuk bayi kita dan jauh lebih aman.

Agenda pendidikan seperti apa yang daycare berikan?
Pertama anak-anak diberi aturan yang jelas, kapan waktu
makan, waktu mandi, waktu tidur dan waktu main. Setidaknya meski tanpa paksaan
program aktifitas anak-anak akan terkontrol.Lalu anak- anak jadi terbiasa
bersosialisasi, karena ada lebih dari 2 anak di daycare, anak dituntut untuk mampu
beradaptasi dengan baik, kemampuan social anak- anak dilatih disini, bagaimana
mereka berbagi mainan, bagaimana mereka bergantian memainkan mainan dan
aktifitas social lainnya. Selain itu tiap daycare tentu punya program kegiatan
bermain yang edukatif bagi anak, dimana hal ini belum tentu akan telaten
dilakukan oleh BS dirumah meski sudah kita ingatkan. Dan hal yang membuat saya
cukup terkesan, daycare punya program laporan perkembangan anak dan buku
penghubung antara orang tua dengan pengasuh.

Dan kenapa daycare kami anggap aman?
Pertama kita harus realize bahwa anak-anak kadang bisa
sangat memancing emosi, apalagi kalau lagi rewel. Kadang jika harus membiarkan
BS tanpa pengawasan di rumah, kami kawatir si BS ga mampu mengontrol emosi
sehingga dapat berpotensi melakukan kekerasan pada anak kita, baik kekerasan
fisik maupun kekerasan lisan. Sekali lagi ini sangat menghawatirkan jika sama
sekali tidak ada keluarga yang membantu mengawasi di rumah. Tapi di daycare,
akan ada banyak pengasuh dengan supervisi yang jelas. Tenaga pengasuh daycare
pun dipilh melalui pelatihan yang dijamin kualitasnya.Selain itu daycare adalah
institusi resmi berbadan hukum,maka memiliki implikasi hukum jika sampai
terjadi apa2 pada anak kita. Lain halnya dengan BS yang bisa kabur begitu saja
dan yayasan penyedia tenaga kerja yang menyalurkan pun akan lepas tangan begitu
saja jika sudah melewati masa percobaan.Ini yang kami sebut aman.

Sekarang hasil nyata belom terlalu terlihat, hanya saja ada
perbedaan mencolok, Brave punya kebiasaan baru, jika sedang rewel ia akan mudah
ditenangkan dengan diperdengarkan Murothal, karena ini adalah kebiasaan yang
diterapkan di daycare setiap sore. Ternyata lantunan Murothal sudah begitu
familiar bagi Brave. Alhamdulilah ini adalah kebiasaan yang bagus sekali.
Selain itu Brave yang masih kecil ini sudah mulai memiliki aktifitas rutin,
seperti bangun pagi jam 5, jam setengah 6 sudah mandi, demikian juga dengan
tidur malam harinya, Brave cenderung ontime. Setidaknya sebulan ini kami cukup
cocok menjalani pola ini dan makin yakin bahwa menitipkan Brave ke daycare
adalah pilhan yang cocok untuk saat ini.

Jadi bagi teman- teman yang memiliki masalah yang sama
dengan kami, gak ada salahnya untuk mencoba alternative ini, mudah2an berkenan.

Saturday, October 8, 2011

Perkembangan Baby Brave di semester pertama

Ga kerasa Berry sudah 3 bulan lebih.Begitu banyak perkembangan yang terjadi.
Berat badan pun bertambah dengan baik,dari 2,6 kg sekarang sudah 6 kg.tinggi badan dari 45cm menjadi 62cm,perkembangan yang patut disyukuri.
Selain itu ia mulai pinter berceloteh,merespon pembicaraan orang dengan celoteh bayi nya,ia suka tersenyum jika dihadapksn ke cermin.
Dan minggu lalu,di usia 3 bulan 1 minggu,ia bisa tengkurap untuk pertamakalinya.dan saat ini ia sangst suka mengemut jari sambil menarik2 bajunya.
Berry cukup mandiri,ia mulai terbiasa duduk sendiri di car seat jika bepergian.
Dengan segala perkembangan yang ada,saya bersyukur pada Allah karenanya,dan juga pada asi yang masih keluar dengan lancar sampai sekarang.semoga tercapai cita cita saya untuk memberinya asi ekslusif.
Published with Blogger-droid v1.7.4

Wednesday, October 5, 2011

pergi ke day care

Pagi ini,seperti biasa,saya ngantor sambil antar Lulla sekolah dan antar Berry ke daycare.
Anak2 jd biasa bangun dan mandi pagi,new habbit yg sehat.tapi untuk Berry,setiba di mobil ia melanjutkan tidur.sampai daycare pasti bangun.
Pilihan pengasuhan Berry kami jatuhkan pada penitipan anak / daycare.menurut kami menitipkan di daycare jauh lebih aman,drpd menitipkan anak dirumah bersama suster atau pembantu di rumah dengan pengawasan yg minim.
Selain itu belum tentu suster bisa memberikan pendidikan yang terprogram seperti di daycare.
Untuk biaya pun gak jauh beda dengan suster.
Jadi saat ini,daycare adl solusi bagi kami.next time saya akan bahas lebih detail ttg daycare.

Published with Blogger-droid v1.7.4

Saturday, July 16, 2011

Welcome to the World my Son, Brave Afif Riyadi



Inilah berita bahagia yg telat saya posting, tanggal 28 Juni lalu pukul 05.30 pagi saya melahirkan seorang anak laki- laki yang kami beri nama Brave Afif Riyadi. Setelah sebelumnya saya ceritakan, saya akhirnya melahirkan pada pagi hari tanggal28 itu. Sebelumnya tanggal 27 Juni, saya kembali diperiksa secara intensive menggunakan USG 4D untuk melihat kemungkinan sxaya melahirkan normal,tapi hasilnya nihil, ya apa boleh buat maka malam itu saya check in di RS untuk mempersiapkan diri besok paginya .
Melalui operasi semacam ini adalah hal baru bagi saya, nowonder malam itu saya gak bisa tidur,akhirnya ketika subuh dan tiba waktunya saya diantar ke meja operasi, saya terkantuk kantuk dan sesekali terlelap.Sampai ketika saya mendengar tangisan bayi saya baru terbangun, saat itu saya diberi kesempatan melakukan IMD (inisiasi Menyusui Dini), alhamdulilah Brave pintar sekali menemukanputing susu sebagai sumber makanannya, disitu saya terharu biru melihat naluri bayi saya.
Ada satu hal lagi yang lucu, saat perawat menunjukkan bayi saya untuk pertama kalinya,saya terperangah,karena bayi saya mirip sekali dengan Lulla saat bayi, hanya saja Baby brave lebih kecil karena berat badannya hanya 2600 gram dengan panjang 45 cm, sementara Lulla dulu berat badannya 3100 gr dengan panjang 49cm.
Melewati operasi Caesar emang bener2 gak berasa,tapi pascanya ternyata cukup berat. Operasi yg berjalan begitu cepat dan gak terasa itu,ternyata mengakibatkan efek yg tidak mengenakkanbuat saya. Ternyata saya mengalami efek gatal- gatal akibat penggunaan anestesi, selain rasa mual setelah operasi. Setelah efek anestesi menghilang saya diberikan pain killer yang dimasukkan lewat anus, tapi siapasangka saya ternyata alergi pada kandungan zat yg ada pada pain killer tersebut, akibatnya efek gatal meningkat berkali kali lipat, masyallah saya samapai nangis karena ga kuat nahan rasa gatal yg menjalari saya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sayapun terkendala untuk buang angin, sampai 30 jam saya tidak makan dan tidak minum karena tak kunjung buang angin.
Tapi alhamdulilah disemua kesulitan itu saya tetap bisa menyusui Brave, saya dan suami bertekat untuk memberikan Brave ASI ekslusif.semoga tidak ada kendala yang berarti ya…

Cerita suka duka menyusui nya nanti saya lanjutkan ya…Cao!

Wednesday, June 22, 2011

Persiapan Melahirkan dan Persiapan ASIP

Seperti yang saya ceritakan tempo hari, saya mengalami komplikasi kehamilan, maka hampir dipastikan saya akan mengalami proses kelahiran melalui operasi Caesar. Meski hati saya masih merasa berat, tapi saya mulai pasrah sedikit- sedikit jika harus operasi. Saya sangat menginginkan melahirkan normal, karena selain pemulihannya cepat saya berharap ASI yang keluar pun otomatis dan lancar. Selama ini saya sering dapat keluhan wanita yang melahirkan Caesar kadang mengalami kendala mengeluarkan ASI.

Saya ingin segera menyusui bayi saya nanti, lalu saya sudah mempersiapkan diri untuk memproduksi ASi dan menampung ASIP sebanyak mungkin, jadi jika saya bekerja nanti, produksi ASI tetap banyak dan bayi saya gak kekurangan ASI. Peristiwa Lulla yang berenti ASI di usia 4 bln sungguh memberi saya keinginan kuat untuk menyusui bayi saya nanti minimal 1 tahun, meski saya berfikir jika mungkin saya mau 2 tahun full memberinya ASI.

Dengan semangat itu saya mulai hunting perlengkapan pemerah ASI/ breast pump. Rata- rata teman kantor menggunakan medela, merek BP yang kayaknya cukup nyaman. Ada beberapa jenis yang sudah saya pelajari dan sepertinya saya sreg banget, tentu saya sesuaikan dengan kebutuhan saya dan isi “kantong”.Saat ini saya belom membelinya meski saya sudah punya incaran, insyallah weekend nanti saya beli, nanti review nya saya akan buat kan jika saya sudah memakainya.

Dan untuk proses persalinan, saya saat ini sedang menunggu tanggal yang sudah disepakati yaitu 28 Juni 2011. Bukan karena tanggal special atau apa, tapi ini keputusan murni karena alasan medis, tgl 28 itu adalah tepat pada minggu ke 38 kandungan saya. Dokter menunggu sampai usia yang cukup yaitu di 38 weeks itu. Kalau lebih dikawatirkan ada bahaya pada placenta saya dan mengakibatkan hal fatal pada saya maupun bayi. Untuk itu ketika memasuki 38 weeks, kami segera akan mengeluarkan bayi dari kandungan.

Saat ini ada hal unik, 2 minggu ini, placenta dalam kandungan saya menunjukkan pergerakan menjauhi servics, sehingga terbersit harapan untuk melahirkan normal. Tanggal 27 mendatang, akan diperiksa ulang, jika placenta berada pada titik aman, itu berati merupakan keajaiban dari Allah agar saya bisa melahirkan normal, maka agenda Caesar tgl 28 dibatalkan,namun jika placenta tidak berubah posisi atau hanya bergerak sedikit, saya merasa pasrah saja, bisa hamil lagi saja rasanya sudah spt miracle saja, gak bisa saya gak bersyukur atas ini semua.

Jadi intinya saat ini saya sedang menunggu proses persalinan, dan saya bahagia menantikannya. Soal urusan kantor emang cukup mencemaskan, tapi bismilah saja lah kantor baik-baik saja saya tinggal cuti, toh saya dan team tetep akan menjalin komunikasi yang intens, insyallah semua berjalan lancar

Tuesday, June 7, 2011

7 tahun

Saya menulis ini disaat saya sedang merayakan 7th anniversary pernikahan saya dengan suami saya, Tori. Betul sekali, pernikahan kami masih seumur jagung, gak ada apa-apanya dengan orang-orang yang mungkin sudah puluhan tahun dan sukses pula menjalani biduk rumah tangganya. Tapi di tulisan ini, saya bukan bermaksud menggurui karena saya belum terbukti berhasil,saya pun bukan bermaksud untuk memberi tips- tips karena saya juga bukan seorang counselor pernikahan. Saya hanya sekedar seorang yang sedang mengalami proses panjang dalam rangka mewujudkan mimpi membangun rumah tangga yang sukses.

Rumah tangga sukses gak memiliki panduan baku, semua seolah di customize masing- masing dengan kebutuhan tiap keluarga. Karena tiap keluarga mengalami badainya masing- masing. Dan mustahil ada keluarga yang tidak pernah diterpa badai kehidupan/ badai rumah tangga. Bentuk badai rumah tangga ini tentu berbeda- beda, ada yang berupa kesulitan financial, keharmonisan, krisis kesetiaan, krisis perkembangan anak, kesehatan, dan segala bentuk lainnya yang sungguh unpredictable.

Kita selaku pelaku rumah tangga dituntut untuk tangguh bertahan menghadapi badai- demi badai yang menghampiri. Untuk itu kita dituntut untuk siap, bijaksana dan tangguh. Kesiapan semacam apa yang diperlukan?menurut saya sih mental yang kuat dan tawakal. Yakin Allah akan mengulurkan tangannya bagi kita yang beritikad baik untuk menghadapi badai.
Maka sebelum badai datang, kita harus trust dulu sama Allah, bahwa Ia akan membantu kita. Tentu hanya pasrah pun tidak tepat, kita manusia harus berupaya, disini letak sulitnya. Gak banyak orang kuat dan kekeuh untuk berusaha menyelesaikan masalahnya.


Bahkan kebanyakan orang merasa sudah berserah diri lantas merasa sudah cukup berikhtiar. Saya percaya bahwa harus ada balancing antara berusaha dan berpasrah diri pada Penguasa Semesta. Berusaha adalah bagian dari implementasi dari rasa syukur karena kita adalah mahluk mulia yang berakal yang tentunya ditakdirkan untuk bisa berfikir dan menelurkan ide- ide dan gagasan- gagasan untuk kebaikan, lantas rasa pasrah pada Tuhan adalah sebuah rem pada diri kita,bahwa sehebat apapun strategi yang kita rancang kita tetap manusia, apalah arti kita dibanding Allah.
Dengan bermodalkan keyakinan perlu adanya balancing kedua hal ini, saya belajar banyak hal, terutama dalam menghadapi badai yang menghampiri rumah tangga saya. Dulu saya selalu berfikir untuk memastikan rumah tangga saya tidak terkena badai, saya sibuk mencari strategi ini dan itu, lama- lama hidup tidak relax. Hidup dipenuhi rasa ketakutan. Belakangan saya mencoba untuk mengurai masalah yang ada di rumah tangga, saya menyusun kembali apa- apa yang selama ini jadi masalah, apa-apa yang berpotensi jadi masalah, apa-apa yang menjadi titik lemah saya dan harus saya perbaiki dan segala macam koreksi diri. Intinya saya mencoba mengenali kelemahan dan kelebihan kami (saya dan tori). Lalu lambat laun, seiring berjalannya waktu kami terus memperbaiki diri dan menyusun prioritas hidup, kami berharap kami dapat kuat menghadapi badai, bukan mati- matian menghindari badai. Semua proses ini dilalui selain dengan kesadaran penuh dari kedua belah pihak, tentu harus disertai pola komunikasi yang lancar dan dua arah. Kadang pola komunikasi kami sering terkendala sehingga harus ada adegan bertengkar dan bersilang pendapat dengan cukup sengit, tapi itu semua jangan membuat kita kapok membangun pola komunikasi,karena komunikasi adl jembatan yang mengantarkan kita pada pencapaian misi hidup kita.

Dan alhamdulilah, sampailah kami di titik ini, masih bergenggaman tangan dan meyakinkan diri bahwa kami saling mencintai dan bersyukur pada Allah karena telah menakdirkan kami bersama. Bersamanya saya belajar banyak dan bersama saya dia pun demikian. Gak semua orang tau apa- apa yang telah saya dan Tori hadapi, kami pun kadang surprise dan suka gak habis pikir bagaimana bisa kami melalui masa- masa sulit itu?

Intinya,apa yg dapat saya bagi disini adalah, badai harus dihadapi bukan dihindari,karena yakinlah badai pasti berlalu dng sukses jika kita gak gentar menghadapinya....


Wednesday, April 20, 2011

Bedrest

Dear All...lagi- lagi lama saya tidak menulis disini, bercerita sedikit ttg my life nowadays...
Saat saya menulis ini saya memasuki usia kehamilan 28 minggu 2 hari, artinya 7 bulan 2 hari. Sudah cukup besar kehamilan saya, Alhamdulilah...

Tapi seperti yang saya pernah ceritakan sebelumnya, saya mengalami beberapa kendala,kehamilan kali ini tidak seperti sebelumnya ketika saya mengandung Lulla. Saya mengalami beberapa kali pendarahan. Pada bulan ke lima saya mengalami pendarahan untuk ketiga kalinya, dan saat itu dilakukan pemeriksaan intensif oleh dokter saya, maka ditemukanlah masalah yang cukup serius, saya mengalami komplikasi kehamilan yaitu Placenta previa.
Teman- teman bisa meng googling sendiri apa itu Placenta Previa sebenarnya, saya disini hny mau menjelaskan sekilas ttg placenta previa yang saya alami.
Placenta pada kehamilan saya kali ini berada di bawah, disebut juga placenta previa totalis.
Keadaan ini yang membuat janin saya menjadi tidak aman, dokter menghawatirkan terjadi pendarahan hebat yang berakibat fatal.
Jalan satu- satunya adalah bedrest, dan itulah yang saya lakukan 2 bulan ini, saya bedrest di rumah untuk menyelamatkan janin ini.
Alhamdulilah semua berjalan relatif baik, meski 2 minggu lalu saya kembali mengalami pendarahan karena kesalahan saya juga, di rumah saya melakukan sedikit aktifitas fisik, yaitu memvacuum kamar saya, ternyata itu hal yang berbahaya bagi janin saya, dan sejak itu saya pikir panjang untuk banyak beraktifitas.

bagaimana dengan kerjaan?
yah...saya cukup tau diri untuk tidak terus memaksakan perusahaan mempertahankan saya, sejak sebulan saya bedrest, saya mengajukan pengunduran diri dari perusahaan. Saya memberi keputusan sepenuhnya pada company, mengingat situasi saya saat ini, saya hanya bisa bekerja dari rumah dan saya berusaha mengarahkan tim saya dari rumah via telpon,ym dan bbm. Namun sebagai Head divisi HRD tentu bekerja di rumah tidak akan efektif. Namun sungguh surprise, direksi saya mempertahankan posisi saya, mereka memaklumi kondisi saya dan mengizinkan saya untuk tetap bekerja dengan situasi darurat ini.
Dan sebagai orang yang pny perasaan, saya kembali mengajukan kepada direksi untuk melakukan peninjauan ulang terhadap gaji saya selama saya berada disituasi ini, saya merasa tidak fair jika harus menerima gaji dan seluruh tunjangan saya dengan utuh padahal kontribusi saya pun tidaklah maksimal. Mendengar itu direktur saya hanya tersenyum, dia setuju meski tidak memberitahukan apakah permohonan saya akan ditindak lanjuti atau tidak.
Disini saya merasa bersyukur bahwa saya bekerja pada orang yang baik, pemimpin yang pengertian, alhamdulilah, cuma itu yang bisa saya ucapkan.

Well...ini saja sekelumit cerita saya, mungkin akan saya lanjutkan dengan suka duka menjalani bedrest, situasi yang wierd sekali bagi saya, dimana saya yang biasa aktif dan gak bisa diem ini tiba- tiba disuruh menghabiskan 3/4 hidup saya untuk leyeh- leyeh....sungguh penyiksaan batin.

Mohon doa, 2 bulan lagi, insyallah akhir June saya akan melahirkan, kemungkinan besar melalui proses Operasi Caesar,karena kondisi placenta yang menutupi jalan lahir...insyallah sebelum itu saya sempet cerita lagi disini...


Cao!

Wednesday, January 26, 2011

Setahun bergulir...

Hari ini 26 Januari 2011, gak kerasa sudah 1 tahun berlalu mama mertua meninggalkan kami. Sungguh waktu berjalan begitu cepat tak terasa, dalam kurun waktu setahun itu mama alm sudah memiliki cucu baru, yaitu anak dari kakak ipar saya, dan kemudian menyusul saya pun hamil. Sedih memang kalo ingat mama, ia begitu berharap saya bisa hamil lagi, memberinya cucu lagi, ia mungkin ingin melihat Tori memiliki momongan lagi. Saya tau ia mengharapkan itu, karena ia begitu interest jika saya bercerita ttg kondisi saya, namun semasa ia hidup Allah belum mengizinkan saya menambah momongan, setelah ia meninggal Allah baru member kami amanah ini.Namun saya yakin ia bahagia disana, melihat saya hamil lagi dan melihat Tori akan memiliki anak lagi.

Berlibur adl bagian dr menghibur papa

Buat saya kehidupan dan kematian adalah jalan hidup tiap manusia, tiap manusia akan merasakan yang namanya kehilangan begitu juga akan merasakan indahnya menyambut manusia baru didunia. Kejadian yang sangat human bagi kita, namun ada orang yang dapat menerima dengan mudah ada juga yang tidak. Tapi siapa juga sih yang kehilangan orang yang paling disayangi dapat dengan mudahnya menerima, pasti ada fase pembelajaran dan pembiasaan. Agak lain ceritanya dengan penerimaan kehadiran manusia baru dalam hidup yang biasa disambut dengan suka cita.

Ada kehendak Allah yang menentukan itu semua. Maka hidup harus terus berlanjut, seberat apapun itu akhirnya. Demikian juga dengan kepergian mama, mungkin ini cukup berat bagi papa dan anak-anaknya. Tapi mengingat semua anak-anak mama telah berkeluarga, tentu yang paling merasa kehilangan adalah papa, karena puluhan tahun mama dan papa adalah pasangan yang saling setia, sampai ketika anak-anak sibuk dengan keluarga sendiri mereka akhirnya saling melekat satu sama lain.
Anak-anak harus memahami kehilangan besar ini, terlebih papa type lelaki yang mutlak bergantung dilayani oleh istri. Kehilangan istri tentu akan sangat berasa, krn kehilangan seseorang yang biasa menjadi teman bicara dan setia melayaninya dengan segenap hati, rasa kesepian yang dirasakan pun tentu bukan kepalang beratnya. Jadi sejak mama pergi, yang harus difikirkan oleh anak-anak adalah papa, bagaimana papa dapat beradaptasi setelah ia kehilangan mama dan bagaimana papa dapat kembali menjalani hidup dengan normal dan penuh semangat. Anak-anak dan menantu bertugas bahu membahu disini, memberikan kenyaman dan rasa kasih sayang padanya. Kita harus kuat dan tegar melanjutkan kehidupan, karena mama menitipkan papa pada kita, begitu pesan saya pada Tori. Saya tidak mau ia sibuk dengan kesedihannya sehingga melupakan sesuatu yang sangat penting yaitu papa dan keberlangsungan hidupnya kedepan.
Alhamdulilah, setahun bergulir, papa memilih hidup nomaden dari rumah anak yang satu ke rumah anak yang lain. Memang sementara ini papa lebih banyak di rumah kami di Depok atau di rumah anak perempuannya, karena anaknya yang satu lagi memiliki 3 anak dan tak memiliki pembantu, tentu sang mantu agak kerepotan jika harus mengurus papa juga. Tapi papa terlihat enjoy dengan pola kehidupan demikian, papa dapat dengan bebas minta dijemput ke rumah anak-anaknya yang manapun sedang ia ingini. Kami memang menyediakan 1 kamar khusus untuk papa di rumah, mengingat kependudukan papa saat ini tercatat di keluarga kami maka ia kami sediakan kamar permanen miliknya sendiri.

Day by day saya coba meluangkanbanyak waktu untuk bersama papa jika papa sedang ada di Depok, pulang cepat, meniadakan agenda hang out dengan teman2 dan menghindari kerja lembur adalah bagian dari usaha saya menyisihkan waktu. Saya juga berupaya memperhatikan asupan makanan papa, walau saya tidak punya waktu memasak setiap hari kerja, tapi saya memperhatikan betul menu makanan yang pengurus rumah saya sediakan untuk papa, dari mulai sarapan,makan siang makan malam, buah dan camilan sore. Saya sebagai menantu tentu tidak akan mampu sempurna mengurusnya, sungguh tidak akan sebanding apabila dilihat dari cara mama mengurus papa. Tapi buat saya ini adalah proses belajar,kami saling menyesuaikan diri, yang terpenting saya mendasari ini semua dengan semangat ingin membahagiakan papa dan juga mama alm.
Dan setahun pun bergulir, saya ingin terus mempunyai kesempatan mengabdi kepada orang tua, mertua dan suami saya, buat saya inilah bentuk kasih sayang saya pada keluarga, maafkan jika memang belum sempurna…