Pages

Wednesday, December 21, 2011

ASI Ekslusif dan Ibu Bekerja

Saya janji yah mau nulis tentang gmn perkembangan pemberikan asi ekslusif (ASIX) kpd Brave. Sekaian di tulisan ini saya mau mereview penggunaan Breast Pump (BP) Medela Swing.

Sejarahnya dulu saya tulisin kenapa saya ngotot ingin anak kedua saya diberikan ASIX, krn pengalaman ketika melahirkan anak pertama sungguh tidak menyenangkan. Saya yang saat itu minim akan pengetahuan tentang asi ditambah lagi begitu banyak intervensi orang tua, mertua dan eyang yang notabenennya adalah orang jaman dulu yang belum punya info yang lengkap juga tentang asi, sehingga membuat saya ‘kecolongan’ dengan tidak memberikan ASIX kepada Lulla. Perkembangan Lulla bayi saat itu emang gak ada masalah, Lulla sehat, berat badannya juga tidak kurang dari bayi normal, perkembangan lainnya pun tepat sesuai dengan waktunya, namun efek pemberian MP ASi dini (makanan Pengganti Asi dini) terlihat ketika usia Lulla 3 tahun.

Saat itu saya dan suami kewalahan dengan alergi kulit yang Lulla alamin, dia gak bisa kena panas, maka kulitnya ruam, dia gak bisa pegang mainan dari karet yang tidak bersahabat dengan kulit sehingga kulitnya akan terkelupas kelupas, dia tidak bisa bersinggungan dengan logam logam tertentu, dan masih banyak alergi kulit lainnya. Saya jadi ekstra hati2 memberikan produk perawatan kulit untukknya. Ketika mulai masuk Play Group, masalah baru muncul, padahal masalah alergi kulit belum beres. Ia batuk2 dalam term yang panjang, aneh sekali. Kami kawatir ia mengalami masalah di paru2, maka kami lakukan rontgen dan tes matoux, hasilnya negative. Berbagai dokter didatengin, sampai ke ahli paru anak dr Noenoeng dan dr nastiti, dan hasilnya juga negative. Lalu kami ke dr ahli alergi Prof karnen, Lulla di test alergi, dan hasilnya, beneran alergi Lulla berderet. Saya sedih dan merasa bersalah, saya yakin alergi anak saya dipicu dari pemberian asi yang gak maksimal. Dan dari info sana sini yang diperoleh emang alasan itu masuk akal. Sejak dinyatakan alergi thd berbagai zat itu, Lulla pun kami kelola hidupnya dengan begitu banyak aturan main, sampai dia sendiri hafal dengan apa yg boleh dan tidak boleh baginya. Baik untuk dia krn dia mulai bisa menjaga dirinya sendiri. Dan buat saya jelas jadi pelajaran paling berharga, saya bertekat di anak kedua, saya enggak akan lagi semudah itu menyerah memberikan ASIX pada bayi saya.


Mulai ketika hami Brave saya rajin cari info BP yang bagus, bagus bukan berarti harus mahal, setidaknya saya mengenali kekurangan saya, yaitu produksi ASI saya tidak melimpah dan kulit saya tipis, jadi saya harus cari pompa asi yang nyaman untuk sering2 dipakai, karena sekali dua kali mompa saja gak akan menutupi kebutuhan. Seorang teman merekomendasikan medela freestyle, saya tertarik sekali, tapi harganya mahal, emang buat anak jangan pelit, tapi sungguh itu terlalu mahal buat saya, ditambah lagi saat itu medela baru naik harga. Akhirnya saya memilih medela swing, karena teknologinya sudah 2 phase, bisa diatur sendiri kekuatan sedotannya, jadi saya bisa mengatur jika sedotannya terlalu keras, lalu corongnya sudah menggunakan silicone lembut tidak seperti corong plasti BP biasanya jadi menurut saya, cukup amanlah buat diri saya. Sedikit review dari saya, memompa dng medela swing sangat recommended yah, emang sih kalo punya dana lebih, silahkan pilih freestyle, yakin nayaman banget karena kia bisa memompa sambil mengerjakan hal lain krn di botol dan pompa gak harus dipegangi. Tapi kalo dana terbatas, dan punya masalah sama seperti saya, yaitu kulit mudah lecet, swing mungkin bisa dijadikan pilihan. Review dari teman saya pengguna mine electric, medela swing jauh lebih lembut sedotannya, hampir mirip dengan sedotan bayi, sangat soft.

Saya mulai belajar memompa asi 3 hari setelah melahirkan, saat itu jujur aja bikin down, bayangin deh, dengan kondisi payudara yang rasanya penuh asi, namun ketika dipompa kok dapaetnya sedikit banget, mungkin 20ml juga tidak sampai. Saya dan mama saya sampai saling melihat dengan cemas, apa yang salah. Saya telpon teman2, mereka menyemangati, mereka bilang emang baru latihan ya segitu aja. Lalu pas mau pulang dr RS, Brave dinyatakan ‘kuning’ dan harus diblue light untuk beberapa waktu. Karena Brave tidak room in lagi krn harus masuk ruang penyinaran khusus, mau gak mau saya bolak balik merah asi saya untuk ‘disetor’ ke ruang perawatan Brave. Disitu asi mulai meningkat dari 30 ml ke 40 ml lalu ke 50 ml. Sampai di rumah, saya masih mompa karena penasaran ingin menaikkan jumlah, ternyata gak sia2, setiap subuh saya bangun, ketika Brave tidur pulas saya mempompa asi saya, dan hasilnya lama2 meningkat bahkan bisa 150ml sekali pompa, seneng bukan main. Selain rajin mompa saya juga melawan kebiasaan saya malas makan, mungkin karena saya kurus, jadi kebiasaan makan sedikit, kapasitas perut jadi gak nampung banyak. Namun saya siasati terus, asupan nasi saya kurangi, saya gantikan dng lauk pauk seperti sayuran dan protein pun dilipatgandakan. Saya suka air putih, namun saat itu jumlah air putih yg saya minum saya combine banyaknya dng susu yg saya tegak, mungkin bs 1 liter sehari susu yg saya habiskan. Saya pilih susu yg saya suka, gak mesti susu khusus untuk ibu menyusui. Lalu saya tiadakan agenda mengemil kripik2 mapun makanan ringan lain yg tak bermutu, saya gantikan rebusan kacang2an/ sayur bening maupun rebusan labu kecil. Dan untuk memperbanyak asi, selain asupan, pompa asi yg nyaman, saran saya adalah coba kelola emosi, meski kita lelah kalo emosi kita stabil rasanya kita bisa. Saya ingat banget selama saya cuti melahirkan saya punya masalah dng pembantu sebanyak 2 kali, terpaksa sambil urus bayi saya ngurus rumah tangga karena purely sendirian di rumah, alhamdulilah asi masih jalan terus. Intinya optimis dan coba kesampingkan masalah untuk tidak ngoyo dipikirin, jalani saja apa yang kita mampu, insyallah kita bisa.

Lalu sayapun mulai menyetok, sekalianlatihan sekalian nabung asi jika saya masuk kantor. Lalu pada usia Brave 17 hari, Brave dinyatakan harus di rawat di NICU krn bilirubin melonjak. Saya panic sekali krn pihak RS sangat straight tidak membolehkan saya untuk sering2 menyusui secara langsung, jadi saya harus punya cadangan asi yg cukup. Benar saja deh, stok asi saya ludes kepake saat brave dirawat 3 hari itu. Mungkin kalo enggak ada stok, gak terkejar deh kebutuhan susu dengna produksi saya. Bersyukur sekali dan jadi pelajaran penting. Sejak itu saya rajin mompa, semangat berkobar lah istilahnya.

Sampai pada tanggal 27 September, hari dimana saya akhirnya masuk kantor, saya memiliki 55 kantong asi, dengan isi sekitar 75- 80 ml masing2 kantong. Seneng bukanmain, alhasil saya berangkat ngantor dengan hati relative ringan, setidaknya stok asi saya memadai.

Di kantor karena kesibukan, saya hanya bisa mompa sehari 2 kali, dibawah jam 12 siang dan hampir jam 5 sore, pendapatan bisa dibilang lumayan, bisa mencapai 450ml seharian mompa, paling jelek yah dapat 300ml sekali mompa. Saya syukuri saja sampai saat ini, insyallah seminggu lagi brave 6 bulan, maka saya selesai memberinya ASIX, namun saya masih punya stok asi memang gak banyak mungkin sekitar 35 bungkus asi, masing2 80-100ml perbungkusnya. Saya lega bener, setidaknya 6 bulan ini saya purely memberinya asi saja.

Niat saya mau meneruskan memberinya asi sampai Brave berusia 2 tahun, saya pikir-pikir enggak terlalu sulit juga, jadi yah saya semangat banget.bagi ibu2 diluar sana yg masih berjuang, ayo saya semangati yg pasti coba kelola emosi, tetap optimis, perbaiki asupanmakan dan take it easy aja…

Friday, December 2, 2011

Baby Brave ga suka mimik pakai botol

Semangat pemberian ASI Ekslusif masih membara saat ini di hati saya, sekarang baby Brave sudah 5 bulan, sedikit lagi saya lulus ‘S1’ alias genap memberikan asi ekslusif untuknya. Meski saya berniat menyelesaikan sampai jenjang ‘S3’ atau 2 tahun.

Saya tetap bekerja, dan saya menyempatkan untuk memompa ASI saya di kantor setiap harinya. Setiap selesai memerah ASi saya menempatkan nya di plasti khusus penyimpanan asi yang khusus dirancang BPA free, jadi aman untuk bayi. Saya menyimpan asi sesuai dengan takaran sekali minum, jadi tiap asi dihangatkan dapat langsung minum untuk 1 kali, jadi asi gak bolak balik dihangatkan tiap baby brave mau minum susu, kawatir kandungan gizinya makin berkurang.


Setiap hari baby Brave diantar ke daycare kami selalu membawakan ‘ bekal’ beberapa kantong asi untuk keperluan konsumsi asi seharian. Ada yang aneh, brave yang di rumah sangat suka mimic, tiba- tiba ogah- ogahan untuk mimik. Saat itu saya sudah menyiapkan aneka botol yg kiranya bakal nyaman dipakai, mulai dari merk yg mahal Tomi tipee, pigeon yg canggih itu sampe pigeon konfesional yg dotnya rubber (coklat). Tapi ternyata laporan dari daycare menunjukkan brave emang gak suka mimik, jadi mimiknya sedikit sedikit banget.

Sebulan lebih kami masih mencoba melatihnya dengan botol, sampai pada suatu hari ia demam, setelah dirawat di rumah, hari berikutnya ia masuk daycare lagi, saat itu ia mogok gak mau minum asi via botol. Daycare menelpon saya, lalu saya segera menjemput brave, saya susui langsung dan ia mau. Besoknya saya ambil cuti, untuk mencari solusi, gimana caranya brave mau minum asi selama saya ngantor. Saya mencoba menyuapinya dengan sendok, hasilnya?ia semangat minum asi!sekali minum bisa 100ml. rasanya bahagia banget. Akhirnya keesokan harinya saya meminta pengasuh di daycare menggunakan sendok untuk memberikannya asi, dan sampai sekarang jumlah asi yang ia konsumsi meningkat.

Ada kekhawatiran apakah pola minum susu menggunakan sendok ini akan berlangsung terus?karena banyak pengalaman teman- teman yang terlanjur memberikan susu menggunakan sendok sampai anak itu besar, akhirnya menjadi kendala karena anak jadi malas minum susu dan minumnya pun sedikit dan lama. Ternyata triknya agar tidak terjadi hal itu adalah, pada usia 6 bulan,bayi harus mulai dikenalkan dengan penggunaan softcup sehingga si bayi belajar menyeruput dan akan terlatih dengan sendirinya.

Saya berfikir ini malah akan membantu saya ntuk mewujudkan mimpi menuntaskan pemberian asi hingga 2 tahun , dan pada dasarnya penggunaan dot emang kurang disarankan.beberapa teman di kantor sudah mengalami kendala karena bayi mereka mengalami bingung putting, sehingga di usia yang masih kecil bayi2 itu lebih suka pada dot daripada payudara ibunya, aaah…syukurlah saya jauh lebih disukai daripada dot, ehehehe…