Pages

Monday, March 19, 2012

Raport Pertama Lulla di SD


Mungkin hampir seluruh ibu di dunia ini akan merasakan sama dengan apa yang saya rasakan, kawatir dengan prestasi anak- anaknya di sekolah. Yah,sejak Lulla masuk SD saya memang menjadi panik setiap kali dia akan menghadapi ulangan, karena saya tau betul bahwa psikologis anak yang dari TK ke SD itu lumayan berat.
Di TK anak-anak kan belum dituntut banyak, sementara di SD anak dituntut untuk mengejar prestasi. Kejadian pada Lulla, ia masih gak mengerti apa itu ulangan, kenapa harus ada jatah waktu pengerjaan soal, kenapa harus ngerjain PR, apa itu nilai, guna nilai itu apa. Dan lain sebagainya. Hal- hal yang gak mudah untuk dijelaskan.

Dengan kondisi seperti itu membuat Lulla seperti seperti malas2an dalam melakukan review pelajaran. Sebelum ulangan pun sepertinya santai2 saja, kadang malah saya yang sangat tegang dan panik, sementara ia tetap santai saja.
Saya akui Lulla adalah anak yang cerdas,dari sisi IQ ia memiliki keunggulan dengan berada di angka 120 jika diukur dengan skala Wechsler, tentunya tidak sulit baginya menangkap sebuah pelajaran, tapi menilik dari pola santai yang dia terapkan dalam belajar, saya tetap kawatir.

Ditambah dengan kesibukan saya mengurus Brave yang masih bayi dan mengurus karier saya yang juga gak tau kapan santainya, saya jadi terbatas untuk punya waktu mengajar Lulla.
Terkadang saya menyempatkan diri sepulang kerja mereview pelajaran, mengoreksi PR, mengajari pelajaran sekolah dan lain2. Kadang itu juga dirasa tidak kondusif, dimana di fisik saya yang lelah kadang membuat saya hilang kesabaran. Jadi yah, kadang seadanya saja.
Tapi memang kunci mengajar anak bukan kuantitas semata tapi kualitas dan kontinuitas,jadi gak bisa asal2an dan suka2 aja yah. Harus tekun biar mental belajar anak terbentuk disitu. Jujur saya belum sukses untuk itu.
Di bagi raport kemarin saya merasa belum maksimal, dari nilai-nilai raport yang dibagikan oleh sekolah, Lulla mendapat dua angka 10 yaitu di mata pelajaran English dan Bahasa Indonesia, dan nilai paling kecil adalah angka 8 untuk olahraga. Sepintas terlihat memuaskan karena buku raport dihiasi dengan angka 8,9 dan 10, tapi ternyata Lulla hanya berhasil menempati peringkat ke 3 di kelasnya.
Not bad but not really good, ehehehe...masih gak puas aja nih si ibunya ehehehe. Tapi saya cukup mengapresiasi dia atas pencapaian itu, lumayan lah untuk anak yang begitu santainya itu. Jadi saya tetap mengucap terimakasih atas persembahan prestasinya, dan saya juga masih berharap ada peningkatan yang berarti di semester mendatang.
Memang ini adalah fase yang gak mudah, dimana merawat bayi sendiri dengan impian memberi ASI sampai 2 tahun, harus dibarengi dengan memberi bimbingan belajar buat Lulla dan karier yang gak ada santainya, saya Cuma berdoa semoga Allah kasih kemudahan,saya harus tetep semangat dan optimis karena saya harus konsisten sama prinsip hidup saya bahwa "HIDUP HARUS DIISI DENGAN KERJA KERAS AGAR BERMANFAAT BAGI UMAT DAN AGAR JADI AMAL BAIK SEBAGAI BEKAL AKHIRAT..