Pages

Thursday, January 15, 2009

Menuai banyak pertanyaan dari sebuah Duka Palestine

"What happend ma?"pertanyaan pertama Lulla saat melihat peristiwa di Gaza..


Gak bisa dibohongi,makin besar seorang anak,maka makin canggih pula logika berfikirnya.Kadang kita sebagai orang tua harus siap memberi jawaban atas semua pertanyaan mereka.

Sebagaimana diketahui bersama,belakangan ini seluruh dunia tercengang dan geram atas tindakan ‘brutal’ Israel yang menyerang wilayah Gaza, dan yang lebih memilukan yang menjadi korban adalah warga sipil dan kebanyakan adalah anak-anak. Berita mengenai pembantaian biadab itu menjadi headline news di berbagai Koran,dan anak saya punya akses langsung melihat Koran langganan kami di rumah.

Beberapa kali dia mempertanyakan tentang gambar-gambar korban kebiadaban Israel tersebut,tapi karena hanya bentuk gambar tidak bergerak,maka jawabannya juga bisa singkat. Namun suatu malam,dia masih terjaga dan secara gak sengaja dia menyaksikan cuplikan di televisi yang menggambarkn kondisi Gaza yang dengan jelas diperlihatkan gambar-gambar orang-orang yant terluka,korban-korban yang meninggal dunia, dan gambar kepedihan warga setempat.

Maka disitulah muncul begitu banyak pertanyaan dari putri saya,dan untuk pertama kalinya saya harus menjelaskan padanya apa itu perang dan kedasyatan dari sebuah BOM. Benar-benar gak mudah ternyata menjabarkan apa itu perang,kenapa ada perang dan bagaimana menyelesaikan perang dalam bahasa yang mudah ditangkap oleh anak-anak. Akhirnya saya meng-analogikan perang seperti orang berkelahi,kemudian salah seorang diantaranya memukul dan melukai yang lain.Tapi ternyata anak saya malah menambahkan pendapatnya sendiri, menurut dia si Israel harus minta maaf pada keluarga Palestina yang anak/ anggota keluarganya terluka. Dan menurut Lulla,kalo Israel gak minta maaf,nanti Allah akan marah.

Nah pendapat ini yang membuat saya tercengang,anak saya aja dah tau kalo kita sesama manusia gak boleh melukai manusia lain,kenapa orang-orang dewasa dan terpelajar itu seolah gak mengerti??? Hal tersebut membuat saya bingung menceritakannya ke Lulla,untung dia gak bertanya lebih lanjut,kalo dia bertanya saya berarti harus menjelaskan konsep amarah dan dendam, duh bingung milih bahasanya…

1 comment:

primaningrum said...

yup bener, alifah juga dah makin kritis dan selalu punya pertanyaan mengejar!!! pffffuiiihhhh