Pages

Wednesday, October 15, 2008

Laskar Pelangi on Movie—Kesempatan Pertama Lulla nonton di Bioskop

Laskar Pelangi, fenomena baru di dunia perfilm-an nasional.Film yang diadopsi dari cerita Novel Laskar Pelangi Karangan Andrea Hirata ini jelas menarik sekali untuk ditonton, dari bukunya aja kita sudah diajak berimajinasi tentang kehidupan 10 anak Balitong yang ingin mengejar ilmu,mengenyam pendidikan dan meraih hak hidup ideal mereka.Ketika film beredar, no wonder berbondong bondong orang menyerbu bioskop,mungkin ingin membuktikan atau membandingkan kedasyatan cerita buku dengan visualisasi film, well dua minggu saja film diputar konon sudah memproduksi jutaan penonton.Sejak tanggal 25 September (kalo gak salah) film diluncurkan,gw udah pengen nonton, but udah deket Lebaran dan pembokat gak ada,maka pikir punya pikir udah lah nonton abis lebaran aja,toh bioskop masih pada penuh juga sama penonton yang antusias.Tapi pasca lebaran,bioskop gak juga sepi dari peminat Laskar Pelangi,bahkan gw pernah melihat antrian di bioskop 21 Citos dan bioskop di Margocity, antrian pembelian tiket Laskar Pelangi bisa kayak barisan ular tangga,meliuk-liuk! Wahhh..urungkan aja deh niatan nontonnya,kesian Lulla kalo dari antri tiket aja dah gak nyaman.


Setelah menunggu 3 minggu,kita gak bisa lagi menunggu, udah ngiler banget ma Laskar Pelangi, Lulla juga makin nagih pengen tau Bioskop itu kayak apa,maklum sodara-sodara..anak saya belom pernah nonton ke bioskop,jadi di usia 3 tahun 7 bulan ini, dia baru merasakan perbedaan nonton di layar lebarnya bioskop dengan nonton di televisi di rumah.Jumat malam 10 September 2008, gw iseng ngeliat 21 Citos,ternyata antrian pembelian tiket Laskar Pelangi masih panjang juga.Bahkan untuk weekend loket pembelian tiket dibuka dari jam setengah 12,udah deh nyerah,gak kebayang penuhnya tu bioskop pas weekend.Maka berfikir dan berfikir,dimanakah nonton yang potensial dapet tiket alias gak membludak?Setelah baca Koran,maka dapet inspirasi, gimana kalo di Pacific Place or Grand Indonesia? biasanya pengunjung 2 mall itu gak membludak seperti mall lainnya.Maka pas liat jadwal, yang paling memungkinkan adalah Pacific Place, dan pas sampe di Blitz ternyata sesuai prediksi,sepi…dan masih banyak space kosong.Well..kesampean juga Lulla nonton di Bioskop.Awal masuk bioskop,dia rada tegang,gelap soalnya,dia langsung menggenggam erat tangan gw,walau gak keucap kata takut,tapi gw tau dia takut,weheheheh…Pas duduk,dia udah merasa enjoy.Gw dan Tori pikir dia mulai menikmati film,tapi setelah 1 jam berjalan,dia merasa gak paham ma film yang ditonton, dia mulai deh turun dari tempat duduk dan main di area tangga,wkakkakakakk…Gw dapet fakta baru,ternyata anak umur 3 tahun mang belom bisa duduk tenang selama sejam tanpa lompat lompatan.Ya gitulah Lulla saat pertama kali diajak nonton.Bisa dibilang masih norak dot com,ehehehehe…



Back to Film Laskar Pelangi, kurang dari 5 menit film berjalan, gak kerasa hati gw mulai pilu dan air mata gw meleleh keluar,waks cengeng amat ,tapi jujur aja, film ini menyentuh,belom 5 menit padahal gw nonton, tapi gw dah gak tahan, menyaksikan semangat kehidupan anak-anak miskin yang hidup didaerah terkaya.Mungkin hati gw terusik,karena merasa malu hati,bayangkan gw yang tidak melalui proses kehidupan sekeras itu saja,dulu sempat males sekolah,sementara ada anak-anak di Negara gw yang kala itu ingin sekolah dengan semangat juang tinggi namun harus menerima kenyataan bersekolah disekolah di tempat yang lebih pas dibilang sebagai kandang kambing.Dan hal yang mengusik gw lainnya adalah karena film ini bertajuk tentang semangat sekolah dan anak-anak, dua hal itu adalah hal yang selalu menjadi concern dalam hidup gw.Gw mudah tersentuh jika melihat fenomena pait tentang semangat sekolah anak-anak.Mungkin ini naluri seorang ibu yah,atau entahlah..no wonder gw jadi cengeng ketika nonton film ini.

Film ini kaya akan pesan moral kepada kita kaum muda untuk dapat terus memperhatikan aspek pendidikan anak bangsa dan juga pesan moral ini tentu telak banget disampaikan kepada pemompin2 bangsa ini,agar tidak terus menerus mengesampingkan hak sekolah anak Indonesia.

Dan yang menyentuh hati gw adalah pernyataan bahwa “anak miskin pun berhak untuk sekolah”, waks! ini kalimat yang sering berputar dikepala gw tiap kali melihat anak-anak pengamen di pinggir jalan atau anak-anak buruh angkut dipasar-pasar .Rata2 mereka tidak bersekolah,karena lebih memilih untuk cari uang.Film ini menguak fakta itu,tergambar ketika tokoh Lintang,anak berotak brilliant itu terpaksa melepas kesempatan sekolah hanya karena harus menafkahi ketiga adiknya.Gw yakin seyakin yakinnya, ada jutaan anak bernasib seperti Lintang di Negri ini. Setting dan latar film ini patut diacungi jempol,keindahan alam dan kealamian setting membuat film ini hidup.Ditambah lagi semua pemain memiliki karakter-karakter yang kuat, 10 anak Laskar Pelangi dan pemeran pendukung lainnya sungguh gak perlu diragukan lagi,Cut Mini, Tora Sudiro, Jajang C Noer, Alex Komang,Mathias Mucus,Slmet Raharjo, dll, adalah bukti kedasyatan film ini.

Ini film terbaik yang pernah gw tonton, serius!Ayat-ayat cinta atau Nagabonar Jadi Dua ternyata gak ada apa-apanya, film ini bisa dibilang sebagai film yang paling menginspirasikan sepanjang perjalanan film Nasional.Gw tergelitik untuk menonton kembali film ini.Dan bagi temen-temen yang belom nonton, gw saranin untuk nonton, gak rugi ngantri tiket nonton,karena film ini worthed untuk dihargain.Ini film yang berkualitas,maaf tanpa bermaksud mendiskreditkan film horor dan komedi berbau sex yang lagi marak tapi memang film Laskar Pelangi ini jauh lebih bermutu dan ‘berisi’.Dan, gw punya impian, well agak berlebihan gak yah, gw berfikir,andaikan film ini bisa dijadikan film wajib di tiap hari anak nasional atau hari pendidikan nasional?mungkin akan lebih mengingatkan semua element masyarakat tentang hak anak Indonesia untuk mengenyam pendidikan.

Well..segini dulu ceritanya, yo ditonton ditonton ditonton..gak nyesel deh pokoknya….

3 comments:

Desy Yusnita said...

mba...gw blom nnt laskar pelangi..
abis antriannya itu loh...

pengen nnt masih ada kan yah skr..

iya setuju tuh kalo dijadiin fil wajib anak2, biar mereka bisa bercermin

Raquel Brenda said...

Duh senangnya udah nonton, gw ma Yudhis masih belum kesampaian mencari waktu utk nonton nih..

bukunya aja dah bikin sedih apalagi filmnya ya... jadi makin penasaran nih...

Pitaloka said...

eh lulla ke bioskop yah? bobo ga..? azra diajak ke bioskop malah tidur...hihi...