Gw memposting hal mengenai barang pemberi rasa nyaman bagi anak ini awalnya karena terinspirasi saat Mama Ay menceritakan di salah satu postingannya bahwa Ryuta punya benda favorit yang selalu dibawa kemana-mana, kalo enggak salah boneka gajah ya Mama Ay?
Gw jadi inget, ternyata bukan cuma Lulla yang punya ‘jimat’ kayak gitu, bedanya ‘jimat’ Lulla adalah sebuah guling yang lepek.Gak bisa tidur deh kalo enggak ada guling itu.Dia seneng bgt melukin sambil main2in tali gulingnya.Beberapa ibu-ibu di komplek juga menceritakan anaknya memiliki ‘jimat’ khusus semacam itu.
Gw awalnya agak keberatan dengan keberadaan benda itu, ngerepotin kalo mesti pergi-pergi, tapi kalo gw liat-liat benda itu menimbulkan rasa nyaman tersendiri untuk Lulla.Setiap kami bepergian naik pesawat, Lulla enggak pernah nangis, dia asyik melukin gulingnya, seakan dia merasa aman-aman saja.Trus kalo di perjalanan yang membosankan, dia pasti anteng aja asal meluk guling, meski dia kerap duduk sendirian di belakang. Gak tega kan kalo gw memaksa dia untuk membuang jauh-jauh guling kesayangannya?
Kebetulan di Buku ; Mengapa Anakku Begitu” karangan Dr.Richard C Woolfson, dibahas masalah ini.
Berikut ulasan dari buku itu.
Benda pemberi rasa nyaman buat anak biasanya berupa boneka, selimut rombeng, bantal dan guling, hal ini mereka sukai karena mereka senang dengan baunya dan teksturnya yang telah lama dikenalnya.Pemberi rasa nyaman ini tidak hanya berupa benda, tapi juga bisa dalam bentuk kebiasaan seperti menghisap jempol, memilin rambut atau penggunaan botol susu.
Penggunaan pemberi rasa nyaman ini memiliki dampak positif dan negative, dampak positifnya antara lain :
1. Membuat anak merasa tenang dan membantunya bersantai saat sedang kesal atau tegang
2. Membuat aktivitas sehari-hari terasa menyenangkan
3.Membuatnya lebih mudah tertidur di malam hari
4.Membuatnya tenang meski dalam situasi-situasi yang belum dikenalnya.
5.Memberinya keberanian untuk menghadapi tantangan, seperti mengunjungi dokter gigi.
Gw jadi inget, ternyata bukan cuma Lulla yang punya ‘jimat’ kayak gitu, bedanya ‘jimat’ Lulla adalah sebuah guling yang lepek.Gak bisa tidur deh kalo enggak ada guling itu.Dia seneng bgt melukin sambil main2in tali gulingnya.Beberapa ibu-ibu di komplek juga menceritakan anaknya memiliki ‘jimat’ khusus semacam itu.
Gw awalnya agak keberatan dengan keberadaan benda itu, ngerepotin kalo mesti pergi-pergi, tapi kalo gw liat-liat benda itu menimbulkan rasa nyaman tersendiri untuk Lulla.Setiap kami bepergian naik pesawat, Lulla enggak pernah nangis, dia asyik melukin gulingnya, seakan dia merasa aman-aman saja.Trus kalo di perjalanan yang membosankan, dia pasti anteng aja asal meluk guling, meski dia kerap duduk sendirian di belakang. Gak tega kan kalo gw memaksa dia untuk membuang jauh-jauh guling kesayangannya?
Kebetulan di Buku ; Mengapa Anakku Begitu” karangan Dr.Richard C Woolfson, dibahas masalah ini.
Berikut ulasan dari buku itu.
Benda pemberi rasa nyaman buat anak biasanya berupa boneka, selimut rombeng, bantal dan guling, hal ini mereka sukai karena mereka senang dengan baunya dan teksturnya yang telah lama dikenalnya.Pemberi rasa nyaman ini tidak hanya berupa benda, tapi juga bisa dalam bentuk kebiasaan seperti menghisap jempol, memilin rambut atau penggunaan botol susu.
Penggunaan pemberi rasa nyaman ini memiliki dampak positif dan negative, dampak positifnya antara lain :
1. Membuat anak merasa tenang dan membantunya bersantai saat sedang kesal atau tegang
2. Membuat aktivitas sehari-hari terasa menyenangkan
3.Membuatnya lebih mudah tertidur di malam hari
4.Membuatnya tenang meski dalam situasi-situasi yang belum dikenalnya.
5.Memberinya keberanian untuk menghadapi tantangan, seperti mengunjungi dokter gigi.
Dampak negatifnya antara lain :
1.Mengurangi semangatnya untuk menghadapi tantangan baru dengan menggunakan kemampuannya sendiri
2.Menyebabkan kesulitan, misalnya saat akan bepergian karena harus membawa benda itu
3Menimbulkan masalah fisik, apabila pemberi rasa nyamn ini berupa aktivitas menghisap jempul dan lainnya
4.Menyebabkan masalah kesehatan, apabila pemberi rasa nyaman adalah menhirup selimut tua yang tak boleh sekalipun dicuci
5.Membuat dirinya terlihat seperti bayi dan tidak dewasa.
Selain dampak-dampak diatas, muncullah pertanyaan, apakah penggunaaan benda pemberi rasa nyaman ini akan mempengaruhi rasa kepercayaan diri pada anak?Dan buku ini menjawab, bahwa kemungkinan besar penggunaan benda pemberi rasa nyaman ini tidak berpengaruh pada masalah kepercayaan diri anak, malah sebaliknya, riset psikologis mengatakan bahwa anak-anak pengguna barang pemberi rasa nyaman ini memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman-teman disekolahnya saat di usia sekolah.Lalu apakah yang harus kita lakukan jika benda pemberi rasa nyaman ini harus dibersihkan atau di cuci?buku ini menyarankan, bahwa melibatkan si anak dalam proses pembersihan atau pencucian.
1.Mengurangi semangatnya untuk menghadapi tantangan baru dengan menggunakan kemampuannya sendiri
2.Menyebabkan kesulitan, misalnya saat akan bepergian karena harus membawa benda itu
3Menimbulkan masalah fisik, apabila pemberi rasa nyamn ini berupa aktivitas menghisap jempul dan lainnya
4.Menyebabkan masalah kesehatan, apabila pemberi rasa nyaman adalah menhirup selimut tua yang tak boleh sekalipun dicuci
5.Membuat dirinya terlihat seperti bayi dan tidak dewasa.
Selain dampak-dampak diatas, muncullah pertanyaan, apakah penggunaaan benda pemberi rasa nyaman ini akan mempengaruhi rasa kepercayaan diri pada anak?Dan buku ini menjawab, bahwa kemungkinan besar penggunaan benda pemberi rasa nyaman ini tidak berpengaruh pada masalah kepercayaan diri anak, malah sebaliknya, riset psikologis mengatakan bahwa anak-anak pengguna barang pemberi rasa nyaman ini memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman-teman disekolahnya saat di usia sekolah.Lalu apakah yang harus kita lakukan jika benda pemberi rasa nyaman ini harus dibersihkan atau di cuci?buku ini menyarankan, bahwa melibatkan si anak dalam proses pembersihan atau pencucian.
Berikut adalah tips buat para ibu untuk memulai menghentikan kebiasaan ini,
1.Bekerja sama bukan melawannya
Membantunya melepaskan kebiasaan itu jangan dilakukan dengan pemaksaan dan bertengkar, hal itu malah akan membuatnya makin memerlukan barang itu, bantulah dengna mengalihkan minatnya.
2. Jangan Mengolok-ngoloknya
Hindari komentar seperti : “kamu seperti bayi saja’, Adikmu saja tidak begitu’, hal itu akan membuatnya semakin merasa senewen.
3. Mulailah secara bertahap dan Tingkatkan kesuksesannya
Jangan memaksanya memisahkan diri dari barang kesukaannya itu secara mendadak, lakukan perlahan dan bertahap.Mulailah untuk menjauhkan benda itu dalam periode tertentu, mulailah dengan satu jam, lalu tambah intensitasnya jika memungkinkan.
4. Dukung Prestasinya
Katakan betapa senangnya anda ketika ia berhasil melewatkan waktu tanpa keberadaan si benda kesayangannya, cobalah berusaha menghargai keberhasilannya.Berikan pujian secara lisan dan umumkan kemajuannya didepan kakek neneknya atau kerabat dekat di hadapannya.Sehingga ia menangkap pesan, bahwa perubahannya adalah hal yang sangat berarti.
1.Bekerja sama bukan melawannya
Membantunya melepaskan kebiasaan itu jangan dilakukan dengan pemaksaan dan bertengkar, hal itu malah akan membuatnya makin memerlukan barang itu, bantulah dengna mengalihkan minatnya.
2. Jangan Mengolok-ngoloknya
Hindari komentar seperti : “kamu seperti bayi saja’, Adikmu saja tidak begitu’, hal itu akan membuatnya semakin merasa senewen.
3. Mulailah secara bertahap dan Tingkatkan kesuksesannya
Jangan memaksanya memisahkan diri dari barang kesukaannya itu secara mendadak, lakukan perlahan dan bertahap.Mulailah untuk menjauhkan benda itu dalam periode tertentu, mulailah dengan satu jam, lalu tambah intensitasnya jika memungkinkan.
4. Dukung Prestasinya
Katakan betapa senangnya anda ketika ia berhasil melewatkan waktu tanpa keberadaan si benda kesayangannya, cobalah berusaha menghargai keberhasilannya.Berikan pujian secara lisan dan umumkan kemajuannya didepan kakek neneknya atau kerabat dekat di hadapannya.Sehingga ia menangkap pesan, bahwa perubahannya adalah hal yang sangat berarti.
Nah Moms, semua terserah anda, apakah anda memperbolehkan mereka untuk terus menggunakan benda ini atau berusaha untuk melepaskannya saat ini juga, namun dari hasil survey psikologis mengatakan bahwa kebiasaan ini lambat laun akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia dan aktivitas yang dilakukan oleh si kecil.
2 comments:
Yah dibahas deh..hehehe.
Klo lambat laun bisa hilang yah berarti emang gag masalah kali ya, mungkin diarahin aja sekali-sekali.
Abis Ryu juga klo diajak kemana mana anteng aja sih klo ada si bantal gajah.
Tapi bener aja deh..baunya yg gag kuku...harus dgn keikhlasan hatinya buat nyuci tuh barang kesayangan. Bisa tiap 6 bulan baru dicuci lagi...weks..sedap nian..
hahahahah...gw surprise aja pas tau Abang Ryu jg punya jimat, yihayy...Lulla ada tmn dounks.
Iya mam, karena bakalan ilang kita gak perlu terlalu maksain,arahin dikit2 aja.
Toh sekarang kl temen2nya dateng ke rumah Lulla tengsin tuh kl keliatan lg megang2 gulingnya, hehehehe
Post a Comment