Pages

Thursday, December 27, 2007

Liburan Bersama Keluarga

Alhamdulillah……..akhirnya jari gw enggak kelu lagi, jadi bisa nulis cerita lagi deh untuk temen-temen semua seputar perjalanan liburan kami kemarin.
Liburan kali ini gak cuma gw,Tori dan Lulla, kami mengajak serta ortu Tori (In Law gw), Nyokap gw dan Epit (adik gw), kenapa bokap gw enggak ikutan?bokap berhalangan karena harus menghadiri pernikahan keponakannya di Lampung tgl 23 Desember.Maka dengan wajah sedih dia merelakan kami berlibur tanpa kehadirannya, next trip kali …ya Pa…

Hari Pertama, 20 Desember 2007, Jakarta-Semarang
Duh, dirumah Cuma sempet melakukan ibadah Sholat Ied aja, abis solat kami berkemas trus berangkat ke rumah In Law, rencana berangkat dari sana.Jannah gw suruh pulang ke kampungnya, lumayan kan liburan beberapa hari?
Sore itu Jakarta diguyur hujan, maka pesawat pun delay,sebel banget deh jadinya.Sampe Semarang dah malem, kami dijemput sama Bp.Sumarno dari Angkasa Pura I, duh senengnya…soalnya Pak Sumarno ini orangnya baik banget...lalu kami diantar ke rumah Eyang di Papandayan Candi Baru, setelah rehat dan ngobrol ngalor ngidul, akhirnya kami kembali ke Hotel untuk istirahat, karena besok paginya ada schedule seru lainnya menanti kami.
Hari Kedua, 21 Desember 2007, Semarang-Pekalongan
Hore!!!!bangun pagi dengan rasa happy.Schedulle hari ini adalah jalan-jalan ke Pekalongan, Kota Batik yang tersohor itu, apalagi agenda utamanya nya kalo bukan beli batik?Nah, acara jalan-jalan makin seru karena adanya Fitri sobat gw dari Jakarta yang juga sedang berlibur di Semarang mengunjungi In Lawnya yang bermukin dikota Lumpia ini.Kami janjian jam 10 pagi, Fitri jemput ke rumah Eyang.Ternyata Fitri gak berduaan aja sama hubbynya, tapi dia turut mengajak In Lawnya, nambah seru deh karena gw kan juga bersama anak,suami, adik dan In Law gw.Kami sempat mampir ke Kota Kendal, karena para bapak-bapak kan kudu Jumatan.


Tauto yang seger banget


Tempe goreng yang sangat nikmat dipadu dengan tauto


Sampai di kota Pekalongan, ternyata hujan rintik, karena hari udah siang, udah jamnya makan siang,maka tujuan utama langsung menuju ke kedai Tauto Pekalongan, panganan kas Pekalongan, sejenis soto daging yang dicampur tauco, rasanya seger deh.Untuk makan siang saat itu, Fitri mengajak kami ke Warung Soto Klego Pak Kunawi yang terletak di Jl. Terate Klego Gg. 5 Pekalongan.Selain menjajakan Tauto yang enak, disini juga menjajakan tempe goreng tepung yang juga enak, dan paling pas kalo disantap bersama Tauto.Harga tauto sendiri enggak mahal kok, seporsi cuma Rp 6500,-, murah yah??



Suasana Butik Putri Diana di Jl Patiunus Pekalongan

Setelah itu, Fitri mengajak mampir ke toko kecil yang menjajakan berbagai lulur,dupa, dan jamu, namanya toko Magfur, di Jl. Patiunus no 50.Fitri sempat membeli beberapa macam dupa dan lulur, gw Cuma beli bubuk untuk mandi uap, tapi ternyata sesampai di Semarang bubuk mandi uapnya diminta Eyang, nyesel juga Cuma beli sebungkus, abis harga perbungkusnya lumayan mahal Rp 35000,-, tapi untuk lulur sih enggak mahal Cuma Rp 5000,- aja.
Dari sana kami kembali melanjutkan perjalanan, kami mampir ke Butik Putri Diana yang juga terletak di jl Patiunus, butik ini menjual aneka produk Batik,kenapa ke sini?karena disini barangnya gak pasaran dan kualitasnya bagus.Gw dan Mother In Law sempat membeli beberapa barang, gw membeli rok batik, gesper perak bakar pengikat jarik (kain batik panjang), dan sehelai Pareo bersulam benang.Sementara Mother In Law membeli beberapa buah blouse batik yang nyaman, oh iya gw juga membeli setengah lusin serbet batik bercorak truntum.Sementara si Fitri…ampun deh, dia ngeborong daster dan pernak pernik lainnya, buat apaan seh neng?jualan???xixixixiixii..


Suasana Pusat Grosir di Pekalongan


Rasanya gak lengkap yah kalo udah ke Pekalongan tapi enggak sempat ke PGS alias Pasar Grosir Setono, tempat grosiran batik Pekalongan.Disana gw lagi-lagi memburu beberapa koleksi batik, gw akhirnya membeli cover sofa dan taplak meja dari batik dan beberapa helai produk batik untuk oleh-oleh temen-temen.Harganya gimana?soal harga jelas miring, untuk cover tempat tidur ukuran 2x2 meter para penjual batik ini memberi harga mati Rp 150.000,-, trus untuk taplak meja harganya berkisar Rp 25.000- Rp 35.000,- tergantung ukuran.Untuk Cover Sofa ukuran 1,5x1,5 mereka kasih harga mati Rp 60.000,-.Sementara harga kemeja batik pria harga dibuka mulai dari Rp 50.000,-
Setelah puas berkeliling, akhirnya kami kembali ke Semarang.Sampai di Semarang, kami semua kelaparan, maka kami memilih sebuah resto yang lagi happening banget di sana, yaitu Resotoran Ikan Bakar Cianjur yang terletak di kawasan kota Tua sederetan dengan kantor Pos lama.

Koridor Indah ruangan restoran

Enggak kebayang sebelumnya bentuk resto ini kayak gimana, gw pikir ya resto pada umumnya lah…Tapi pas masuk ke dalam gedung resto-nya, gw sampe capek berdecak kagum, restoran ini didekor sangat sangat indah!Seperti yang semua orang tau, bahwa kawasan kota Tua-nya Semarang kan emang dipenuhi bangunan ala Kolonial, dan resto ini menempati salah satu bangunan tua yang dipugar dan didekor ulang, walo bangunan dan lantainya tidak berubah, tetapi interior ruangan membantu si gedung dan lantainya semakin terlihat mewah, ratusan lampu dan ornament kuno menghiasi ruangan-ruangan yang ada, detail-detail kuno seperti jam besar, guci-guci gantung, lemari-lemari kaca dan gentong-gentong kuno diletakkan sangat apik diseluruh penjuru ruangan, membuat suasana makin ‘dulu’ banget dan juga mewah.


Ikan bakar yang lezat..

Dan saat mencicipi hidangannya pun rasanya sangat kontras dengan rupa fisik resto ini.Ikan bakarnya bener-bener enak, sambelnya juga, trus juice terong belanda-nya juga seger.Soal harga?sangat sepadan lah dengan apa yang disuguhkan…
Akhirnya, setelah perut kenyang, kami kembali ke Hotel untuk istirahat, karena besok pagi ada agenda lain.


Hari Ketiga dan Keempat, 22-23 Desember 2007 Semarang-Solo-Magetan Jawa Timur
Setelah selesai sarapan, kami menjemput Nyokap gw dan Epit di rumah Papandayan, jam 10 kami udah siap berangkat.Agenda hari itu adalah ke Magetan Jawa Timur melalui kota Solo.Di Solo kami janjian sama Tante Betty sekeluarga.Sampai di Solo tepat jam makan siang, kali ini yang ambil kendali untuk meng-guide adalah Tori, karena belakangan ini Tori rajin bolak-balik Solo untuk urusan bisnis.Tori ngajak kami makan ke Resto Adem-Ayem di kawasan Jl.Slamet Riyadi,konon nasi Gudeg-nya uenak dan ayam kampung gorengnya gurih dan empuk.Yo weis kami pesen menu itu dengan beberapa menu tambahan lainnya.Entah karena itu hari libur yah, jadi restoran sangat dipadati pengunjung.Ketika hidangan yang dinanti begitu lama akhirnya datang juga, kami menyantap dengan lahap, dan terbukti emang bener, hidangan yang disajikan semuanya enak.Tapi ada keluhan yang menurut gw sangat mengganggu, pelayanannya sangat sangat lambat, mungkin karena pengujungnya ramai yah?



Soal harga, menurut gw enggak terlalu mahal, gw cuma mengeluarkan kocek
Rp 200.000,- untuk 8 orang, itu semua udah menyantap makanan lengkap dengan Minuman Es.
Setelah perut kenyang,kami melanjutkan agenda kami berikutnya, yaitu mengujungi Keraton Solo, tapi sayang disayang Keraton tutup sejak pukul 2 siang, dan kami akhirnya Cuma bisa menikmati pendopo Keraton aja.


Wedang leci Adem Ayem yang seger banget..




Calulla si Turis Jepang di depan Merian kuno

Dari sana kami melanjutkan agenda lainnya, yaitu belanja!!!!!heheheh, kalo jaman dulu Solo nge top dengan pasa Klewer-nya, sekarang tempat belanja batik yang lagi ramai di bicarakan adalah Pasar Beteng yang letaknya enggak jauh dari kompleks Keraton.Pas masuk ke area dalam pasar, gw merasa kayak ada di Tanah Abang, semua tempat menjajakan batik dalam bentuk meteran dan kain-kain kebaya beraneka macam, duh gak cocok deh sama agenda perburuan, karena saat itu emang gw enggak sama sekali berminat beli batik meteran, gw mo beli produk batik lainnya seperti pakaian jadi atau benda pendukukng interior.Maka kami nyeberang ke sebelah pasar Beteng yaitu ke PGS, Pusat Grosir Solo, naaah…disana tersedia banyak toko yang menjajakan berbagai produk batik, dari mulai kemeja batik, Jarik, Rok batik, baju anak,mukena, jilbab, sampai sajadah.Ngomong soal harga juga bisa dibilang miring, untuk sehelai sajadah batik, mereka menjual mulai dari Rp 25.000,- sampe Rp 45.000,-, jilbab batik pun demikian, untuk kemeja batik pria yang sutra harga bervariasi ada yang Rp 180.000,- ada juga yang sampai Rp 500.000,- keatas.Gw membeli beberapa barang untuk oleh-oleh dan beberapa potong pakaian untuk dipakai sendiri, hmmm..puas deh.


Suasana salah satu toko di Pusat Grosir Solo

Hari semakin sore, akhirnya ketemu juga sama Oma Betty dan keluarga, akhirnya kami beriringan menuju kota Magetan di Jawa Timur, sebuah kota Kecil dibawah gunung Lawu.Kota yang juga merupakan kampung halaman gw ini sangat terkenal dengan kemakmuran masyarakatnya, mereka menetap di daerah yang terkenal subur.
Kami menginap di rumah Om Gasud, suaminya Tante Betty,Rasanya sudah lama bangeet enggak mencicipi kehidupan kota kecil seperti ini, dimana kami bisa merasakan betapa nikmatnya tidur di rumah yang begitu lapang dengan ornament ukiran gebyok disana-sini, termasuk di ruangan kamar, duuuh…nikmat banget.


Warung pecel Ibu Parti

Paginya, kami sarapan di salah-satu warung nasi pecel yang terkenal, yaitu warung Pecel Ibu Parti di kawasan jl. Imam Bonjol 8B.Mengingat pecel adalah menu khas daerah ini maka gak lengkap kalo enggak nyobain.Pecel disantap dengan lauk pendukung yang boleh kita pilih sesuka hati, ada yama goreng, ada ayam bakar, empal daging, udang sungai goreng kering, tempe dan lainnya.Selesai makan pecel, kita juga bisa menikmati hidangan pencuci mulut, berupa Kolak Campur dan bubur sum sum.Dan kalo ngomongin harga, gw geleng-geleng deh, kebayang gak sih untuk makan 13 orang om Gasud yang bertindak sebagai tuan rumah hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 93.000,-, padahal 13 orang itu semuanya menyantap nasi pecel lengkap dengan salah menu tambahan pilihan, seperti ayam atau daging atau udang,belom lagi ada yang nambah pake bubur sumsum dan kolak, duh apa enggak rugi ya Bu Parti-nya?ckckck…

Nasi Pecel standar


Nasi pecel lauk daging empal


Setelah kenyang sarapan, kami langsung mengunjungi telaga Sarangan, sebuah danau yang terletak di ketinggian 1287 m, alias di lereng Gunung Lawu.Udaranya dingiiiiiiiiin banget, saat kami kesana kabut masih tebal menyelimuti.Danau yang besar ini di tengahnya terdapat sebuah pulau kecil.Pohon-pohon lebat menghiasi sekeliling danau, beraneka jenis tanaman langka pun dijajakan disini, jadi jangan heran kalo gw pun tergiur membeli 2 pot tanaman Nepenthes atau yang lebih popular disebut sebagai tanaman Kantong Semar.Pasti bingung deh, gimana caranya gw bawa pulang ke Jakarta,padahal kami naik pesawat saat kembali?hehehhe, bukan gw kalo gak nemu akal, kedua pot Kantong Semar itu gw titipin lewat Tante Betty, karena beliau pulang ke Jakarta naik mobil keesokan harinya, cihuuuy!!

Kerajinan Kulit Khas Magetan

Oh iya, selama di danau ini, kita gak cuma disuguhin pemandangan danau dan pegunungan yang indah, tapi kita bisa mencicipi perjalanan berkeliling danau naik kuda.Kebayang dounk gimana senengnya Lulla mengendarai kuda bersama papanya selama kurang lebih 30 menit, dan itupun Lulla minta tambah dan tambah terus.Selain ‘numpak jaran’ (naik kuda) berkeliling, kami juga naik speed boat mengarungi danau, duh rada dag dig dug juga karena gw kan gak suka gelombang air,hihihihihiii…Tapi Lulla lagi lagi girang, kepalanya celingukan sana-sini, dan pas turun lagi-lagi minta tambah, duh…

Epit-Ewoy-Lulla-Adit

Seporsi sate kelinci

Karena cuaca yang dingin, perut jadi gampang lapar, jadi tergiur untuk mencicipi sate Kelinci,hehehehe..maaf-maaf bagi pecinta binatang,bukan bermaksud jahat sama hewan mungil yang lucu itu, tapi serius deh, penasaran!Dan ternyata terjawab sudah rasa penasaran gw, hewan mungil bernama kelinci itu ternyata gak Cuma enak dipandang, tapi juga enak disantap,xixixixiii…Seporsi daging kelinci lengkap dengan lontongnya Cuma dikenakan harga Rp 7000,-.
Setelah lelah berkeliling dan berbelanja souvenir,kami kembali dan siap untuk berkemas.Sepanjang perjalanan kami melintasi hamparan sawah yang luas dan beraneka kebun sayur mayur,Lulla selalu melompat kegirangan tiap mobil kami melintasi sawah dan kebun sayur.Duh senengnya liat putri kecil gw bahagia menikmati liburannya.
Oh ya, kami sempat juga mampir ke Jl Sawo, yaitu daerah yang terkenal sebagai pusat penjualan kerajinan kulit khas Magetan. Kerajinan yang terkenal adalah sandal kulitnya, percaya atau enggak yah, sendal kulit made in Magetan ini awetnya sampe puluhan tahun, Eyang gw udah nyobain sendiri.Gw bahkan masih punya sandal made in Magetan yang umurnya udah 8 tahun lebih dan masih bagus kondisinya, jadi bisa gw bilang rumor sandal kulit Magetan awet itu bener deh kayaknya..

Nyokap-Ewoy-Epit-Tante Betty


Tori and Lulla


Sebelum sampai ke rumah kami mampir membeli ayam goreng di restoran Ayam dan Ikan Kalang di Jl Raya Sarangan.Ayam kampung gorengnya empuk dan gurih,pokoknya recommended banget deh……….
Setelah sempat tidur siang sebentar,kami berkemas dan siap kembali ke Semarang,selama perjalanan kayaknya seisi mobil teler berat,hehehhe. Sampai di Semarang tepat jam makan malam, ngisi perut dulu ah…


Soto bangkong Semarang

Akhirnya kami mampir ke Soto Bangkong,soto yang cukup terkenal di Semarang, soto yang bertoping ayam ini cukup pas disajikan saat hujan,kebetulan juga disana gerimis,jadi pas banget..Soto bangkong yang kami kunjungi berada di Jl. BrigJend.Katamso disamping kantor Pos Bangkong.
Kalo perut dah kenyang gini enaknya apa lagi yah kalo bukan tidur?Jadi gak sabar untuk kembali ke Hotel…..

Hari Kelima, 23 Desember 2007 Semarang-Jogja (Borobudur)
Setelah beres packing kami mengisi ‘perbekalan’ perut masing-masing dengan menyantap sarapan sampai kenyang, sementara Lulla masih juga ngiler membungkus seiris Opera Cake-nya Grand Candi Bakery yang ternyata emang enak,hehehe, nyesel beli cuma 1 slice..
Perjalanan pun diteruskan menuju Borobudur, kali ini Tante Betty enggak ikutan,ia sekeluarga tetap di Magetan sampai waktu kepulangan ke Jakarta.
Di perjalanan gw kurang sehat,sepanjang jalan gw tertidur, gw mulai mengalami gejala kurang darah dan alergi, duh kesel banget jadinya.Tapi Lulla tetap ceria ditemani nyokap gw, syukur banget nyokap dan adik gw ikutan, jadi ada yang bisa diajak gentian ngurus Lulla yang pecicilan, hehehehe…


Lobby Grand Candi,Lulla dan Jaran Kepangnya yang selalu ceria..

Sampai di Borobudur tepat jam makan siang, karena gak ada pilihan akhirnya kami makan siang di kawasan kompleks Borobudur,jujur aja kecewa sama hidangan makan siang kali ini, yah tapi karena kepepet ya udah di makan juga.Gak usah gw liput ya makanananya,pokoknya mengecewakan deh..


Lulla yang selalu betah di Borobudur

Setelah itu kami siap naik ke candi, gw dan para mama-mama memilih untuk menunggu di pelataran candi, Epit, Tori dan Father In Law gw memilih untuk naik sampai puncak.Sementara gw masih lemes-lemes gitu, Lulla berlarian sana sini, untung para Mama mengawasi gerak si kecil itu.Setelah semua siap kembali ke bawah, Fitri dan Hubbynya tiba, duh sayang banget gak bisa naik bareng, akhirnya kami turun duluan dan membiarkan this couple berduaan aja, cihuy!!


Akhirnya Lulla capek juga,terpaksa digendong papa

Kami mampir ke Museum Kapal yang terletak di komplek Borobudur, kami menyaksikan kapal raksasa yang pernah dipakai berlayar kalo enggak salah sampe ke Madagaskar dan beberapa benda kuno lainnya,seperti lukisan kapal di jaman batu sampai pecahan batu obsidian. Akhirnya bisa juga menyaksikan batu obsidian yang belum diolah padahal selama ini taunya memakainya aja, gak pernah kebayang bentuk aslinya.

Bongkahan batu Obsidian

Bongkahan Obsidian yang telah disulap jadi aksesoris

Kalo mau memiliki koleksi berbahan batu obsidian asli,mungkin bisa mendapatkannya di Pasar Raya Grande Lt. Dasar.Kelebihan batu ini selain enggak mudah pecah (karena bentuknya yang mirip kristal atau kaca),konon batu ini dipercaya memberi energi positif bagi si pemakai, Walahu’alam..Tapi buat gw pribadi, obsidian itu batu yang cukup bagus secara bentuk, warna maupun tekstur, jadi cukup manis untuk dikenakan sebagai aksesoris..

Di depan kapal

Setelah ke Museum kapal,kami memasuki areal penjualan tanaman hias,duh jadi ngiler!!tapi kali ini enggak beli kok,soalnya mikir gimana acara ngebawanya, hehehehe…
Lalu kami kembali meneruskan perjalanan ke Jogja, sampai di Jogja dah capeeek baanget, sampe-sampe untuk cari makanan kami malas, maka kami cuma jalan kaki sedikit keluar hotel dan makan di emperan Malioboro, nyesel juga sih, soalnya udah makanannya gak enak harganya mahal pula.

Lukisan Lulla,enggak mirip yaa??hehehehe

Kami semua jadinya merasa cukup kecewa, mana tiap menit ada aja pengamen yang maksa memamerkan suaranya, duh jadi enggak nyaman lah situasinya.Tapi Lulla kayaknya seneng aja tuh, karena sempet dilukisin sama seorang seniman jalanan kali yaa??, hasilnya?heheeh..kok gak mirip ya?


Hari Keenam, 25 Desember 2007, Kaliurang-Museum Ulen Sentalu Jogja
Pagi-pagi setelah sarapan di hotel, kami ready untuk bepergian, karena ada waktu luang,kami akhirnya ke rumah kakanya Father In Law di deket Purawisata.Setalah itu janjian sama Fitri di Malioboro dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kaliurang, kawasan yang terkenal sejuk.
Kami kali ini enggak Cuma kepengen menikmati pemandangan Kaliurang, Fitri mengajak kami ke Ulen Sentalu, sebuah museum Jawa Klasik, dari luar kliatan tempat itu begitu kuno dan klitannya bagus.Kami enggak langsung masuk, karena pengunjung yang masuk dibuat berkelompok karena tour guidenya bisa lebih focus menjelaskan isi museum dengan rinci jika pengunjung dibagi per session.


Fitri and Epit di depan loket,kuno banget ya bentuk loketnya?

Yang disajikan di Museum ini adalah sejarah seputar Keraton Jogja dan Keraton Solo, serta sedikit tentang batik.Museum yang dibangun oleh perorangan ini ternyata enggak seperti Museum pada umumnya, pengemasannya sangat fantastis, dekorasi bangunan yang dibuat sangat kuno menunjang keindahan museum ini.Tata letak bangunan yang dibuat agak rendah khas jaman dulu dan dibuat dalam ruangan-ruangan terpisah membuat pengunjung berdecak kagum, belum lagi tamannya yang asri, undakan-undakan dan gerbang-gerbang kokoh, mirip keraton jaman dulu.
Dari perjalanan ke museum ini, kami diperkenalkan dengan beberapa orang yang merupakan anggota kedua keraton, dari semua pribadi yang diceritakan, gw cukup 'jatuh cinta' dengan pribadi seorang putri dari keraton Solo bernama Gusti Putri Nurul, dari fotonya sih blio terlihat cantik dan terpelajar.Kenapa gw suka sama dia?menurut gw, dia adalah sosok wanita yang bisa dikategorikan sebagai pribadi yang kuat, blio adalah satu-satunya putri di jamannya yang berani menentang poligami, thats why blio sempat menolak cinta Bung Karno dan beberapa pangeran lainnya dengan alasan ogah di poligami, gak semua perempuan yang hidup di jaman itu bisa menyuarakan isi hatinya dengan begitu lantang bukan?

Fitri-Lulla-Epit-Father In Law-Mother In Law-Nyokap gw

Engak nyesel loh berkunjung ke sini.Setelah puas berkeliling dan berfoto, kami mengunjungi galery penjualan cendera mata, lalu keluar untuk cari makan siang.
Kami makan di salah satu warung sate, yaitu warung sate pak Parto, enggak ada yang special dari warung sate ini.Cuma yang agak aneh, satenya enggak pake tusukan, jadi terasa sangat sedikit porsinya.

Tori di halaman belakang Ullen Sentalu

Setelah kenyang makan, kami siap kembali ke hotel, tapi kami mampir dulu untuk jajan jadah tempe, mungkin kalo yang bukan orang Jawa enggak ngerti apa itu jadah, jadah adalah ketan yang dihaluskan kemudian dipadatkan lagi, dimakan bersama tempe gembus dan tahu- tempe bacem, apaan lagi tuh tempe gembus?hehehehe…tempe gembus itu adalah tempe yang dihaluskan lalu dipadatkan lagi lalu dimasak dengan bumbu bacem.Selain jadah dan kawan-kawannya ini, tersedia juga wajik ketan manis, rasanya enak banget…Harganya juga murah, kalo enggak salah 30 iris keempat macam makanan ini Cuma Rp 12.000,- aja.

Jadah

Wajik Ketan Manis

Setengah perjalanan pulang, Fitri ngajak mampir ke Food Fest di Jl. Raya Kaliurang, katanya Hakau Udang dan Ceker Tausinya enak, yooo…dicoba.Sayang ceker Tausi-nya gak ada, jadi Cuma makan Hakau aja, harganya juga miring, duh semua makanan disini hampir semuanya murah ya…
Hari Ketujuh, 26 Desember 2007, Belanja-Museum Affandi- Kembali ke Jakarta
Bangun pagi badan pegal semua, duh gawat nih jangan sampe sakit, ntar sore toh udah harus pulang ke Jakarta.Setelah sarapan dan packing, lagi-lagi gw memuaskan hasrat para anggota liburan kali ini untuk berbelanja, yo weis tujuannya gak lain dan gak bukan ke Pasar Beringharjo dan Mirota, gak usah dibahas lagi ya, toh Agustus lalu dah gw certain.Yang pasti cuma gw yang gak belanja, udah gak kepikiran, soalnya badan gw udah capek banget.
Lulla malah sempat memborong puzzle kayu yang harganya sangat murah, satu bijinya puzzle ukuran A4 itu dibandrol Rp 7500,- aja, trus Lulla juga kekeuh pengen beli lonceng kecil dari bahan kuningan di Mirota.Sementara tiap kali ditawarin beli baju dia selalu menggeleng, pikirannya udah dipenuhin beli mainan aja sih…


Di Mirota lagi banyak banget jual produk rajutan,cantik2 ya??


Naik andong..

Setelah puas belanja, kami mampir ke Keraton naik Andong, lagi-lagi ini agendanya Lulla, yang udah ngiler naik andong sejak hari pertama di Jogja.
lalu mampir lagi ke Bakpia 75 beli oleh-oleh.Lalu kembali ke hotel mengambil koper-koper, dan terus berangkat ke Museum Affandi.

Pose di depan lukisan berjudul Mata Mata Musuh



Museum yang berisikan karya-karya Maestro kenamaan kita Affandi ini letaknya di Jl. Laksda Adi Sutjipto (searah dengan bandara Adi Sutjipto).Dengan biaya masuk Rp 20.000,- kita bisa menikmati karya-karya sang maestro, menikmati koleksi-koleksi benda seni miliknya serta menikmati pemandangan bangunan-bangunan unik yang pernah menjadi hunian sang maestro dan keluarga.Saat kami beristirahat di cafeteria-nya, kami bertemu Ibu Kartika,putri Affandi yang juga seniman, beliau sangat ramah dan rendah hati, sangat tidak menyesal bisa bercengkrama dengan seniman hebat itu.

Bersama Kartika Affandi

Selesai berkeliling, kami melanjutkan perjalanan ke Airport Adi Sutjipto, dengan perasaan bahagia sekaligus lelah, rasanya gw cukup puas dengan liburan kali ini, selain bisa me-refresh pikiran, kami bisa membuat para orang tua bahagia.Mudah-mudahan ada kesempatan lain dan ada rejeki lebih berikutnya lagi, sehingga kami bisa kembali mengajak para orang tua yang sangat kami sayangi berlibur lagi.
Spesial thanks for Fitri and Mas Iwan yang udah nyisihin waktu untuk menunjukkan tempat-tempat yang spektakuler, untuk Tante Betty,Om Gasud, Yudha dan Adit yang juga udah meluangkan waktu berlibur bersama sehingga liburan kali ini bener-bener asyik..
Next time kita liburan kemana lagi neh??

3 comments:

Anonymous said...

ya ampuuun bu, padat pisan liburannya, hebat euy, pasti seru!

Anonymous said...

Semuanya mengingatkan aku dari kampung halaman...jadi kangeeeennn....palagi makanannya dduuuh....ces..ngecess...

icHaaWe said...

top banget degh liputan jalan2nya...aku merasa bener2 disana dan ikut jalan2..hehehe...makanan2nya..ampyuuuunnn bikin ngileer