Pages

Monday, January 12, 2009

Sebuah Kemajuan Besar !!!

Mungkin banyak yang gak tau yah tentang sifat khas putri saya, apakah itu?

Ehehhehe..kelak kalo dia dah besar dan baca tulisan ini pasti dia akan terkekeh geli.Sifat khas apaan siiiih??

Gini gini…, anak saya nih si Calulla Riyadi,adalah gadis kecil yang sangat hygienis,kek mana tuh?Hygienis disini means ‘jijik-an’,alias gak demen ama kondisi yang jorok dan gak bersih…Hal kecil semacam itu bisa membuat dia merasa begitu terganggu dan bahkan stress.Standar kebersihan buat dia terlalu tinggi,agak gak membumi kesannya.

Contohnya gini deh,anak saya gak akan mau menginjak rumput dihalaman tanpa menggunakan sandal,dia gak mau menginjak lantai yang gak bersih,dia gak betah kalo ada bagian tubuhnya yang kotor,meskipun giginya jika dia tau abis makan coklat,maka ini anak akan histeris untuk segera menyikat giginya.

Saya awalnya gak terlalu keberatan dengan sikap ini,sikap yang sering kami ejek sebagai sikap “ningrat”,karena kesannya emang sikap ini gak ‘membumi’ sama sekali. Lama-lama sikap ini jadi terasa mengganggu dan menghawatirkan,banyak kasus-kasus yang tidak mengenakkan berkaitan dengan sifat ini.Misalnya, suatu hari kami sekeluarga menginap disebuah villa yang interiornya full kayu dari mulai lantai sampai dindingnya,jujur saja, saya merasa kayu2 tersebut emang kurang terawat jadi agak menimbulkan bau apek, dan ternyata hal ini memberi efek luar biasa pada Lulla, 24 jam dia stress berat,dia rewel,gak mau nginjek lantai,hanya mau tidur dan duduk dipangkuan saya atau papanya,berkali-kali minta pulang dengan alasan ‘tempatnya jolok’.Maka liburan saat itu bukan jadi refreshing tapi saya malah ikutan stress. Hal ini berbeda saat kami menginap di hotel bintang 5,dia gak perlu ditanya dia akan bilang sendiri “aku suka disini mah..”.

Lulla juga sangat sulit diajak mampir ke tempat2 makan yang menurutnya

gak ideal,jikalau saya dan Tori lagi kepengen jajan di kaki lima,maka Lulla akan menjadikan suasana jadi ribet,karena dia gak mau duduk di kursi2 yang disediakan,dan agak menjadi stress dan rewel. Trus ekspresi dia kalo melihat saya dan Tori makan di kaki 5,wajahnya menyiratkan sesuatu deh,seolah-olah saya dan Tori lagi nelen kodok!

Bahkan dihari pertama sekolah pun,saat semua teman2nya berkumpul duduk di halaman,Lulla gak mau duduk karena dia merasa jijik jika harus duduk tanpa alas di halaman,dia berkeras berdiri sendirian. Yang paling parah adalah,kalo kami berkunjung ke rumah kerabat yang kondisi rumahnya agak kurang bersih,maka anak ini akan mulai beraksi berlebihan,dia akan stress dan rewel,dan parahnya gak mau membuka alas kaki dan tetep minta dipangku atau digendong,kan gak enak sama orang yang punya rumah kalo udah kek gitu.Lulla bahkan sanggup menahan pipis jika dia merasa tempat pipisnya gak sesuai sama standar dia,cape deeeeh nak! Dan masih banyak kejadian lainnya yang membuat gadis ini terlihat gak membumi sama sekali.


tampang kusutnya kalo udah 'kumat' gaya 'ningrat-nya'


Saya dan Tori berfikir,hal ini gak bisa didiamkan,ini akan menganggu proses nya mengeksplorasi kehidupan,lagian gak semua kehidupan itu bisa ideal sesuai standar dia,dia harus tahan banting lah.. Belum tentu juga kami bisa selalu memberi kondisi ideal buat nya,we never know about future lah…,hidup gak selamanya enak. Maka kami bersikap tegas untuk mulai mengenalkan dia tentang kehidupan lain diluar standar nya,agar dia terbiasa.

Kami mulai mengajak dia bermain di halaman/ garasi tanpa alas kaki,walau awalnya dia panic mencari sandalnya yang udah kami sembunyikan sebelumnya.Lalu saya dan Tori bekerja sama dengan guru disekolah untuk mendorong dia mau main kotor-kotoran,awalnya dia nyentuh pasir pun gak mau,jorok katanya,tapi sekarang dia sudah berani dan sudah pintar membuat istana pasir.

Dan terobosan besar kami adalah membiasakan dia untuk mengunjungi pasar tradisional di tiap weekend.Ahahahhahaaa..ini adalah terobosan yang gak bisa dibilang mudah, awal diajak ke pasar tradisional, dia nangis kenceng banget,kekeuh gak mau turun dari gendongan,well…adegan gendong menggendong ini yang gak ngenakin karena dah umur segitu digendong,patah pinggang lah yg menggendong. Minggu berikutnya masih gak mau turun dari gendongan,tapi kemajuannya dia gak pake nangis,dan minggu berikutnya dia udah mau turun,tapi masih nutup idung.Baru minggu ke empat dia bisa berjalan sendiri tanpa menutup idung di pasar. Dan setelah 3 bulan kami menerapakan treatment trsb,sekarang dia malah terlihat betah kalo ke pasar,karena dia akan asik nongkrong di tukang ikan,melihat ikan gurame dan lele idup yang siap dipotong,ehehehe…

Ini adalah sebuah proses belajar,bukan berarti dia sudah menghilangkan sikap hygienis berlebihan itu seratus persen,tapi setidaknya dia sudah gak stress kalo saya ajak duduk di lapak-lapak kaki lima,bahkan kemaren ketika saya sekeluarga menuju Desa Cinangneng Bogor, kami pun mampir ke salah satu warteg yang menghidangkan makanan Sunda, dan Lulla gak cuma mau duduk di kursinya dengan anteng,dia pun mau menyantap makanannya tanpa complain atau melontarkan ucapan “jijik atau jorok’ sedikit pun.. kemajuan kan???

Satu sisi saya merasa sikap hygienis anak ini menyebalkan,tapi satu sisi ada baiknya juga karena kami gak kesulitan untuk menerapkan kebiasaan untuk mencuci tangan dan kaki.Karena anak hygienis seperti ini gak perlu diudak udak untuk cuci tangan,cuci kaki dan sikat gigi,dia otomatis akan menjalankan itu semua karena sudah jadi kebutuhan baginya untuk tetap bersih,ahahahhaa…Jadi segala sesuatu memang sebaiknya harus dikelola secara berimbang,agar tetap menjadi sesuatu yang baik dan tidak berlebihan.

Saya dan Tori gak cukup puas begitu saja,tapi buat kami ini adalah sebuah kemajuan besar…

2 comments:

Lesca Boma said...

wah, bapak sama ibunya jadi harus belajar juga ya... hehehehe:D

tapi positifnya lulla jadi ga gampang sakit ya jeng? kan hidupnya bersih terus ;-)

primaningrum said...

hidup bersih!!