Pages

Monday, October 5, 2009

Super Dad


Gimana interaksi anda dengan ayah anda sejak anda kecil?apakah semua orang merasa close dengan ayah masing2?
Saya rasa tidak…banyak orang yang saya kenal termasuk saya, tidak merasa dekat dengan ayah saya, hubungan saya dengan ayah saya ya gitu aja,dari dulu sampai sekarang papa bukan teman curhat,bukan seseorang yang selalu saya datangi kalo ada masalah,bukan orang yang saya anggap tepat menjadi shoulder to cry on, berbeda dengan mama saya.
Kalo ditanya kenapa saya gak dekat dengan papa?saya bingung juga,entah kenapa?padahal saya tau papa sayang kami semua,tapi kami berempat tidak ada yang dekat dengan papa.

Setelah dirunut lagi,kalo pengalaman pribadi saya,saya tidak dekat dengan saya karena alasan :
1. Papa sejak dulu menunjukkan sikap dictator,seolah berinteraksi dengan papa adalah hal yang menguras emosi dan rasa takut
2. Papa kurang terlibat dalam membantu kami menyelesaikan dan memecahkan hal-hal remeh,papa jarang mengambil alih kepengurusan diri kami
3. Papa jarang punya waktu bermain bersama kami,mungkin waktu kecil iya tapi setelah kami beranjak besar,papa jarang punya waktu untuk bercanda dengan kami
4. Papa tidak membiasakan untuk mendengar keluh kesah kami
5. Budaya jaman dulu menempatkan seorang ayah sebagai orang yang tidak harus disegani sekaligus ditakuti

Bukan saya tidak menyayangi ayah saya dan saya pun tau papa saya juga pastinya sayang sama kami,tapi saya sayangkan salah dalam mengimplementasikan rasa sayang itu sendiri.


Entah apa pertimbangan orang jaman dulu melakukan tindakan semacam itu sama anak-anaknya.Apa mungkin jaman dulu mentalitas anak-anak emang bisa dikerasin seperti itu sehingga anak-anak takut dan efeknya nurut sama orang tua?Atau karena banyaknya waktu yang seorang ayah habiskan untuk mencari nafkah membuat ayah tidak memiliki energy untuk menggali hubungan yang mantap dengan anak?Atau semua ayah merasa setelah tugas mereka mencari nafkah mereka tak perlu lagi terlibat dalam pengurusan anak?atau seorang merasa menjadi dekat dengna anak hanyalah kewajiban seorang ibu semata?

Tapi apakah cara itu efektif mendidik anak-anak kita?apakah sosok ayah harus menjadi sosok yang ditakuti jika hanya ingin anak dapat bekerjasama dengan baik dengan orang tuanya?memiliki anak-anak yang tidak kita miliki hatinya apakah itu yang anda inginkan?
Jawabnya :TIDAK!

Coba bayangkan,jika anak menjadi takut dengan ayahnya,kemana anak akan mencari tempat perlindungan?dengan terbukanya akses komunikasi dewasa ini kita sebagai harus ekstra kerja keras agar kehadiran kita adalah menjadi VIP di benak dan hati anak-anak kita,bukan sebaliknya. Anak harus dikondisikan nyaman dan damai dalam berkomunikasi dan berhubungan dengan kita sebagai orang tuanya. Ibu dan ayah harus mampu menjadi sahabat bagi anak. Semua dilakukan agar anak tidak mencari tempat lain untuk mencurahkan hati dan berbagi,khawatir berbagi di tempat yang salah..

Kalau kedekatan dengan ibu,biasanya hal itu terjadi secara alamiah,sejak dalam kandungan hubungan ibu dan anak sudah menjadi istimewa, dan melalui ASI hubungan emosional anak dan ibunya akan semakin kuat.Lalu bagaimana dengan ayah,apakah mereka memiliki kesempatan untuk secara otomatis memiliki hubungan emosial ?jawabnya :TIDAK.
Seorang ayah harus berupaya lebih keras untuk memiliki tempat di hati anaknya. Gimana caranya?

Dari apa yang saya amati,ayah harus ambil peranan dalam perkembangan anaknya,buat anak nyaman dengan cara:
1. Bantu ibu dalam mengurus anak,misalnya Ibu bertugas menyusui,gak ada salahnya ayah mengambil alih pekerjaan mengganti popok maupun menyuapi anak.
2. Punya waktu khusus hanya untuk sekedar bercanda dan bermain,jika sudah besar dan sudah bisa diajak jalan berdua,sempatkan mengajak anak jalan-jalan ke tempat yang anak sukai tanpa ibunya.
3. Memiliki waktu untuk makan bersama anak entah pagi maupun malam.
4. Memiliki keseriusan dan minat khusus mengikuti perkembangan anak
5. Membangun kebiasaan menjadi teman bicara yang ‘asik’ bagi anak
6. Mengajak anak memahami dan melihat bagaiamana ayah menghabiskan waktu diluar sehingga anak tau pengorbanan yang dilakukan seorang ayah untuknya
7. Dsb…



Adalah cara yang salah apabila seorang ayah yang berupaya merebut hati anak dengan cara melimpahkan anak dengan hadiah-hadiah yang mungkin sebenarnya tidak diperlukan anak itu sendiri,karena hal itu bukannya mampu menempatkan anda sebagai super dad,malah anda telah merusak mental anak anda sendiri menjadi anak manja dan pemboros.

Memang enggak mudah, bagi seorang ayah yang mungkin gak terbiasa menangani hal-hal kecil terutama dalam pengurusan anak,tiba-tiba harus ekstra jeli mengambil peran bagi anak. Butuh kemauan dan usaha yang keras,serta butuh kepekaan tertentu.Menjadi ayah yang baik memang butuh pengorbanan baik tenaga maupun waktu,tapi sangat worthed kok dengan predikat super dad di benak anak.

Jika bagi anak ayah adalah seorang super dad,anak biasanya sulit menentukan lebih dekat dengan mama or papa,karena bagi anak kedua orang itu adalah mataharinya,belahan jiwanya.

Hayo siapa mau jadi super dad?

2 comments:

dewi_fajar said...

sharing blh ya mba..
abi-nya atha paling ga mau ganti popok..tp deket ma atha dg cara lain..kdg2 nyuapin klo bundanya udh mati gaya nyuapin pas makan di luar..
atau bacain buku2 cerita..

malah klo abinya pulang, bundanya nyaris dicuekin klo lg ga mnt nenen..hihihihihi..

Raquel Brenda said...

Sama banget Woy, tapi untungnya Yudhis bukan tipe diktator hahaha... so Vanya ngga ada masalah mau jalan2 sendiri sama aku or daddynya... seneng baca tulisan lo bu...