Pages

Monday, March 23, 2009

Mengunjungi Taman Nasional Way Kambas di Lampung

Parents in law saya di pelataran Hotel Bukit Randu

Kemaren pas ke Lampung,kami gak sepenuhnya sibuk ngurusin acara lamarannya Epit,tapi kami juga nyempetin untuk berlibur.Masa iya udah ke Lampung tapi gak kemana-mana?kan sayang…
Sejak sampai di kota Bandar Lampung,saya langsung menginap di Bukit Randu Hotel, hotel ini bukan hotel baru,tapi lokasinya ciamik banget.
Berada di punak sebuah bukit dan di design sedemikian rupa membuat hotel ini mendapat kesan sebagai hotel ter-cozy di Bandar Lampung.Bayangin aja,ketika kita baru masuk area hotel dimana jalan menuju hotel adalah tanjakan tajam,setelahnya kita langsung melihat pemandangan kota Bandar Lampung dari atas,Terus naik keatas ke tempat hotel dan reservation (lebih tinggi lagi) makin seru deh triakan ‘woooow”-nya,karena pemandangannya makin cantik. Ketika masuk kamar kita akan sangant merasa nyaman,ukuran kamar yang besar alias lega dilengkapi dengan balkon yang menampilkan panorama yang indahnya bukan main.Gunung,kota dan laut terpampang jelas,tinggal buka gordyn aja semua pemandangan itu bisa kita nikmati sepuasnya. Lulla sangat betah berada disana…


pemandangan kota Bandar Lampung dari balkon kamar hotel


Setelah acara lamaran selesai,keesokannya saya niat banget mengunjungi Taman Nasional Way Kambas, kalo orang-orang nyebutnya sekolah gajah. Karena ditempat itu emang tempatnya mendidik gajah-gajah yang ‘nakal’ yang suka merusak. Gajah-gajah itu dididik sedemikian rupa sehingga dapat diperintah dan dapat dikendalikan.
Sebagai orang Lampung,saya sendiri tidak terlalu familier sama tempat ini,akses menuju tempat ini pun blank banget buat saya,untung diantar sama papa saya,jadi thanks God kami gak nyasar.Dari kota Bandar Lampung menuju Way Kambas kami harus menempuhnya selama 2,5 jam lamanya. Dari Bandar Lampung kami bergerak menuju Lampung tengah lalu kea rah Lampung Timur,dan kami melewati salah satu kota tua bernama Gedong Tataan, sebuah kota yang bisa dibilang Kuno,dimana sepanjang jalan kita akan melihat rumah-rumah tua.Situasinya mengingatkan saya pada Kota Tuo-nya Sumatra Barat…

Selama perjalanan ke Way Kambas ini,bis dibilang kami banyak ‘nahan nafas’ mengingat jalanan yang kami lewati banyak yang bolong dan kerusakannya parah.Mestinya saya membawa mobil besar bukan city car,tapi kami gak menyangka kalo jalanan segitu parahnya. Setelah menempuh perjalanan jauh,papa saya rada ling lung juga mengenai arah menuju jalan masuk way kambas,jelas ini membingungkan,karena sepanjang jalan sama sekali gak ada tanda petunjuk untuk mencapai Way Kambas,sampailah kami menemukan Plang penunjuk arah ke Way Kambas,tapi plang itu bentuknya meragukan,karena peletakkannya tampak ganjil,apa bener arahnya kesana?itu lah yang kami piker.Tapi daripada salah arah mending nanya aja ma penjaga warung. Kata si penjaga warung plang penunjuk arah itu emang salah,karena pernah ketabtak mobil si plang berputar arah sehingga mengacaukan arah sebenarnya. OMG…kenapa ya pemkot setempat tidak ambil tindakan untuk memperbaiki segera?secara apa ya susahnya memutar kembali plang penunjuk jalan,kalo gak diputar kan bisa berpotensi menyesatkan turis yang mau berkunjung…
Akhirnya kami menemukan juga pintu masuk Taman Nasional Way Kambas,waaah hati mertua saya sudah girang bukan main,sekaan sebentar lagi mau liat gajah-gajah yang pintar itu beraksi. Taunya…dari pintu masuk menuju Taman Nasional itu jauhnya ampun-ampun, dan sepanjang itu pula yang ada di kanan kiri kita adalah HUTAN,serius deh..kita semua sampai kegirangan dan membuka semua jendela mobil guna menghirup udara lembabnya hutan tropis,surga banget deh…hal yang gak pernah ditemuin di kota besar tempat kami tinggal.
Setelah sampai,kami langsung melihat seekor gajah jinak sedang ‘dimain-mainkan’ oleh pengunung, gajah itu sweet banget,karena tetep ool pas dipegang2 belalainya,gadingnya bahakan ditepuk-tepuk kepalanya.



Lulla awalnya kaget dan takut,dia stress kali ya pas bediri di sebelah gajah,gak nyangka gajah sebesar raksasa hahaha…Setelah itu semua langsung heboh mo naik gajah,yang enggak cuma saya dan mother in law saya yang gak naik,takyuuut..
Sementara gadis kecil saya keranjingan naik gajah,sampe naik 2 kali,dan bolak-balik cerita tentang kedua gajah yang dia naikki (nelly dan salmon namanya),ehehehe…
Puas naik gajah,Lulla berfoto dengan gajah,trus membeli souvenir Way Kambas untuk sepupu-sepupunya dan semua teman sekelasnya.Perjalanan kesini betul-betul berkesan buat anak saya,dia banyak mendapat pelajaran baru,seperti :
- gajah-gajah di way kambas semuanya selalu membuang sampah pada tempatnya.
- Gajah betina tidak punya gading dan ukurannya jauh lebih kecil dari gajah jantan
- Gajah kalo makan rumput selalu mengebaskan rumputnya yang baru dicabut untuk menghilangkan tanah yang melekat (pinter ya..)
- Gajah-gajah disana semuanya punya nama seperti manusia
- Lulla tau apa itu forest,karena selama ini dia hanya baa dibuku apa itu forest.

Hahaha…meskipun tempat ini jauh,dan hutan belantara tapi saya puas,anak saya jadi punya cerita untuk dikenangnya..



Setelah dari Way kambas,kita makan siang,dimana?di Kota Metro Lampung Tengah,ada tempat makan enak namanya Ikan Bakar dan ayam bakar Hj Salma,wiii…enak bgt ayamnya,sayangnya lupa catet nomor telponnya,ehehehe..
Di perjalanan pulang ke Jakarta keesokan harinya,kami mampir di RM Soup Ikan di daerah Serang,duh ini soup ikannya tiada duanya..uendang estauraina banget deh..kl mau kesini bisa keluar tol Serang Barat (kl dr Merak),nanti posisinya di kiri jalan.

No comments: